Mantan Presiden Honduras dan Kepala Polisi Diduga Berkonspirasi Kirim Narkoba

Reporter

Tempo.co

Kamis, 12 Mei 2022 12:00 WIB

Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez berpidato bersama dengan penjabat Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) Chad Wolf (tidak difoto), di Gedung Presiden di Tegucigalpa, Honduras 9 Januari 2020. [REUTERS / Jorge Cabrera]

TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa penuntut di Amerika Serikat pada Rabu, 11 Mei 2022, mengungkap mantan Kepala Kepolisian Honduras Juan Carlos Bonilla diduga telah berkonspirasi dengan mantan Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez untuk mengirimkan kokain ke Amerika Serikat.

Bonilla menjabat sebagai Kepala Kepolisian Honduras periode 2012 dan 2013 di bawah kepemimpinan mantan Presiden Porfirio Lobo yang beraliran sayap kanan. Bonila diekstradisi dari Honduras pada Selasa, 10 Mei 2022 dan kasusnya dijadwalkan disidangkan di pengadilan federal Manhattan, Amerika Serikat pada Rabu, 11 Mei 2022 waktu setempat.
Bonilla di ekstradisi tiga pekan setelah mantan Presiden Hernandez di ekstradisi ke Amerika Serikat. Hernandez meninggalkan jabatan sebagai orang nomor satu di Honduras pada Januari 2022 lalu setelah delapan tahun berkuasa.
Sebelumnya pada Selasa, 10 Mei 2022, Hernandez menyatakan tidak bersalah atas tuduhan menerima jutaan dolar dari para pengedar narkoba. Fulus itu diberikan sebagai imbalan perlindungan yang diberikan kepada para pengedar narkoba agar tidak di tahan.

"Ekstradisi memperlihatkan bahwa tidak ada yang mendapat pengecualian berdasarkan gelar atau posisi di otoritas, bahkan presiden dan kepala kepolisian," kata Damian Williams, Jaksa di Manhattan, Amerika Serikat.

Pengacara Bonilla pada Rabu, 11 Mei 2022, masih belum mau berkomentar perihal ini.

Advertising
Advertising

Jaksa penuntut menyebut Bonilla atau dikenal dengan julukan El Tigre, telah membiarkan pengiriman kokain melintasi sejumlah pos pemeriksaan tanpa harus diperiksa atau disita. Sebagai imbalannya, dia mendapatkan suap.

Jaksa penuntut juga mengatakan mantan Presiden Hernandez dianggap telah membantu Bonilla menaikkan jabatan di Kepolisian sebagai imbalan melindungi aktivitas perdagangan yang dilakukan Hernandez. Tindakan ini dilakukan saat Hernandez masih menjabat sebagai presiden.

Pada akhir pekan lalu, Bonilla menyangkal semua tuduhan yang diarahkan padanya. Dia meyakinkan, dia punya hati nurani yang bersih.

Sumber : reuters

Baca juga: Pakar Prediksi Kendala Koalisi Demokrat - Golkar pada Pemilu 2024

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

8 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

9 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

9 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

11 jam lalu

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Dirtipidsiber Bareskrim Polri menyebut saat ini penyidik juga masih mengejar diduga pelaku berinisial S warga negara Nigeria.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

13 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Prabowo Disebut Bentuk Kabinet Gemuk, Begini Perbandingan dengan Presiden Sebelumnya

14 jam lalu

Prabowo Disebut Bentuk Kabinet Gemuk, Begini Perbandingan dengan Presiden Sebelumnya

Prabowo disinyalir membentuk kabinet gemuk, bagaimana perbandingan dengan presiden sebelumnya?

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

15 jam lalu

Jaksa KPK Buka Peluang Hadirkan Ahmad Sahroni sebagai Saksi Persidangan SYL untuk Jelaskan Aliran Dana ke NasDem

KPK membuka peluang menghadirkan Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni sebagai saksi dalam persidangan dengan terdakwa Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Baca Selengkapnya

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

19 jam lalu

Polri Ungkap Rencana Upaya TPPU Terhadap Istri Fredy Pratama, Kerja Sama 4 Negara Tangkap Gembong Narkoba

Polri mengadakan kerja sama antarnegara untuk menangkap bandar Narkoba Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

21 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

21 jam lalu

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya