Polandia Menyita Sarang Mata-Mata Rusia Senilai Rp26 Miliar untuk Ukraina

Reporter

Tempo.co

Selasa, 12 April 2022 10:00 WIB

Bekas kompleks gedung diplomat Soviet. iMokotow.pl

TEMPO.CO, Jakarta -Wali kota ibu kota Polandia, Warsawa, pada Senin waktu setempat mengambil alih bekas gedung diplomatik Rusia, yang dijuluki "sarang mata-mata"untuk digunakan komunitas Ukraina.

"Saya senang bahwa secara simbolis kami dapat menunjukkan bahwa Warsawa membantu teman-teman Ukraina kami," kata Wali Kota Rafal Trzaskowski kepada wartawan seperti dilansir France24.

"Kami telah mengambil kembali apa yang disebut 'sarang mata-mata' dan ingin menyerahkannya kepada tamu Ukraina kami," tambahnya menggunakan nama panggilan lokal untuk bangunan tersebut, atau "Szpiegowo" dalam bahasa Polandia.

Dia memasuki tempat itu dengan juru sita dan duta besar Ukraina untuk Polandia. Seorang diplomat Rusia juga hadir di tempat kejadian memprotes langkah tersebut.

Gedung dengan puluhan apartemen dan terdiri atas 10 lantai, bangunan yang dibangun pada 1970-an di selatan ibu kota ini pernah digunakan oleh diplomat Soviet. Setelah Soviet bubar, gedung ini kemudian digunakan oleh kedutaan Rusia.

Advertising
Advertising

Namun, gedung ini ditinggalkan sejak 1990-an hingga dalam kondisi rusak. Kendati demikian, gedung itu menjadi subyek sengketa hukum antara Polandia dan Rusia, dengan masing-masing pihak mengklaim kepemilikan.

Apartemen tersebut dibangun di bawah perjanjian pertukaran tanah antara Polandia dan Uni Soviet pada 1974. Sesuai perjanjian, Moskow menerima sembilan properti baru di Warsawa.

Pihak Soviet seharusnya memberi Polandia lahan yang setara di Moskow, tetapi hal itu tidak pernah terwujud. Pada 2008, Warsawa mengakhiri perjanjian dan menuntut pengembalian bangunan.

Pengadilan Polandia memerintahkan Rusia untuk mematuhinya pada 2016, juga memutuskan bahwa mereka harus memberikan kompensasi kepada Polandia sebesar 7,8 juta zloty atau Rp26 miliar karena menduduki lahan secara ilegal.

Moskow berkukuh menolak keputusan tersebut. Andrii Deshchytsia, duta besar Ukraina untuk Polandia, mengatakan situs itu pasti akan melayani Ukraina dan komunitas Ukraina.

"Mungkin ada sekolah, atau mungkin taman kanak-kanak atau apartemen," katanya kepada wartawan di Polandia. Ia menambahkan, "Kami ingin melakukannya secara legal, tidak seperti Rusia"."Kami tidak ingin menduduki apa pun sebelum secara hukum dialihkan."

Baca juga: Pemimpin Chechnya: Rusia Akan Serang Kyiv

SUMBER: FRANCE24

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

1 hari lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

4 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Bupati Marwan Targetkan Pembangunan Gedung Pusat Perkantoran Pemda Selesai Tahun Ini

6 hari lalu

Bupati Marwan Targetkan Pembangunan Gedung Pusat Perkantoran Pemda Selesai Tahun Ini

Pada pembangunan gedung ini banyak spesifikasi bahan bangunan yang tidak sesuai standar.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

6 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

6 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya