GM: Marina Ovsyannikova adalah Tauladan Keberanian dan Integritas

Reporter

Daniel Ahmad

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 16 Maret 2022 14:30 WIB

Wartawan TV Rusia, Marina Ovsyannikova. Marina Ovsyannikova/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Wartawan senior Goenawan Mohamad menyampaikan rasa hormat serta solidaritas kepada Jurnalis TV Rusia, Marina Ovsyannikova, yang vokal menentang invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.

Ovsyannikova adalah jurnalis televisi pemerintah Rusia Channel One, yang muncul dengan membawa poster mengecam invasi ke Ukraina dan sensor terhadap pers di belakang pembaca berita dalam sebuah siaran langsung.

Menurut GM, demikian Goenawan sering disapa, kemunculan Ovsyannikova yang memprotes sensor layar kaca seputar informasi serangan Putin terhadap Ukraina, patut dijadikan sebagai contoh.\

Marina Ovsyannikova muncul di belakang pembaca berita saluran TV Channel One, Senin, 14 Maret 2022, Gambar diam ini diperoleh dari video yang diunggah pada 14 Maret. Channel One/via REUTERS

Salah satu pendiri Tempo ini, menilai Ovsyannikova memiliki nyali besar kala bersuara di negeri yang memakai kata “perang Ukraina” saja, bisa dipenjarakan.

"Marina Ovsyannikova adalah tauladan keberanian dan integritas. Ia melawan sikap penguasa yang menganggap rakyat seperti kerbau yang dicocok hidungnya," kata GM dalam sebuah pernyataan yang diterima pada Rabu, 16 Maret 2022.

Advertising
Advertising

"Bersama jurnalis dan penulis Indonesia yang lain, saya sampaikan rasa hormat dan solidaritas kepadanya," katanya.

Ovsyannikova adalah seorang editor di Channel One milik Rusia. Ia menyerbu lokasi siaran langsung berita malam pada Senin, 14 Maret 2022 dengan memegang poster yang memprotes invasi Rusia dan meneriakkan hentikan perang.

Kekhawatiran akan nasib Ovsyannikova dengan cepat muncul setelah seorang pengacara hak asasi manusia mengatakan bahwa dia tidak bisa dihubungi selama beberapa jam. Namun sebuah foto muncul pada Selasa sore yang menunjukkan Ovsyannikova selamat dengan pengacaranya.

Ovsyannikova mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak tidur selama dua hari setelah protes anti-perangnya itu. Dia juga mengaku telah diinterogasi oleh pihak berwenang Rusia selama lebih dari 14 jam.

Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut protes itu sebagai hooliganisme. Protes akan ditangani oleh jaringan dan organisasi terkait. Pada akhirnya, Ovsyannikova diwajibkan membayar denda 30.000 rubel atau setara Rp 3 juta oleh pengadilan.

Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan pada Senin, mengutip sumber anonim, bahwa Komite Investigasi Rusia telah meluncurkan penyelidikan awal terhadap jurnalis tersebut. Ada kemungkinan bahwa Ovsyannikova dapat menghadapi tuntutan tambahan.

Sejak Putin mengumumkan invasi Ukraina Februari lalu, Pemerintah Rusia telah menerapkan undang-undang baru yang dirancang untuk menindak perbedaan pendapat anti-perang. Undang-undang yang disahkan pada 4 Maret, melarang warganya mendiskreditkan tentara Rusia dan menyebarkan berita palsu. Pelanggaran itu bisa menyebabkan pelaku dihukum penjara hingga 15 tahun.

Guardian melaporkan, lebih dari dua lusin outlet media Rusia telah berhenti beroperasi atau diblokir oleh regulator media negara itu sejak invasi ke Ukraina. Banyak organisasi berita internasional dan platform media sosial, termasuk BBC dan Meta, juga telah dilarang.

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

15 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

6 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

6 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

7 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya