Presiden Cyril Ramaphosa Ngaku Diminta Mediasi Rusia dan Ukraina
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Sabtu, 12 Maret 2022 12:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada Kamis, 10 Maret 2022, membuat pengakuan kalau dia telah diminta untuk memediasi konflik antar Rusia dan Ukraina. Ramaphosa melalui sambungan telepon telah menyarankan Presiden Rusia Vladimir Putin agar menyelesaikan konflik ini lewat sejumlah negosiasi.
Ramaphosa tidak mau menjelaskan lebih rinci soal siapa yang mengajukan permintaan agar dia menjadi mediator dalam konflik Rusia – Ukraina. Dia juga bungkam soal apa rencananya untuk bekerja dengan kedua belah pihak.
“Berdasarkan hubungan kami dengan Federasi Rusia dan sebagai anggota BRICS, Afrika Selatan telah melakukan pendekatan untuk memainkan perannya dalam memediasi,” kata Presiden Ramaphosa.
Belum ada tanggapan dari Moskow atau pun Kyiv soal ucapan Ramaphosa itu. Sebelumnya pada Kamis, 10 Maret 2022, sudah dilakukan dialog antara Menteri Luar Negeri Rusia dengan Menteri Luar Negeri Ukraina, namun belum membuahkan hasil.
Invasi Rusia di Ukraina pada 24 Februari 2022 telah membuat ratusan ribu warga sipil terperangkap di kota-kota yang terkepung serangan Rusia. Rusia dilaporkan melancarkan serangan lewat udara dan penembakan, namun Moskow meyakinan mereka tidak menargetkan warga sipil.
Kongres Nasional Afrika punya hubungan sejarah dengan Rusia, sebuah negara bekas pecahan Uni Soviet. Rusia pernah memberikan pelatihan dan dukungan pada para aktivis anti-apartheid selama era perang dingin.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa Belum Sembuh dari Covid-19
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.