Prancis Sisihkan Lima Miliar Euro untuk Pembeli Airbus
Reporter
Editor
Senin, 26 Januari 2009 19:28 WIB
TEMPO Interaktif, Paris: Prancis telah memerintahkan bank-banknya untuk meminjamkan lima miliar euro (US 6,5 miliar) ke perusahaan penerbangan dan transportasi untuk membantu mereka membayar pesawat-pesawat yang dibuat perusahaan Eropa, sebagaimana diumumkan menteri keuangannya, Senin.
Perusahaan Eropa yang membuat Airbus menghadapi krisis pendapatan saat krisis ekonomi dunia melemahkan pelanggan unuk membayar pesanan pesawat dari perusahaan yang berpusat di Toulouse itu.
Asisten Menteri Keuangan Christine Lagarde hari Senin mengatakan bahwa sebagai balasan atas manfaat dari paket 10 miliar euro untuk mendorong permodalan mereka, bank-bank harus mendukung sektor penerbangan.
Prancis telah memberitahu bank-bank bahwa mereka harus menyisihkan tujuh miliar euro untuk mendukung ekspor Prancis dan lima miliar akan ditarik dari situ, ujarnya.
"Ini akan memungkinkan kita merespon kesulitan yang dihadapi pabrik pesawat yang tidak dapat menemukan pendanaan," kata pejabat itu, seraya mengkonfirmasi sebuah laporan di harian keuangan Les Echos.
Permintaan dunia untuk pesawat baru jatuh 50 hingga 60 persen di 2009 terkait krisis ekonomi global dan kredit yang ketat, kata chief executive Airbus, Thomas Enders, hari Minggu dalam Forum Daya Saing Global di Riyadh.
Kinerja Industri Penerbangan Pulih, Kunjungan Wisata Jawa Barat Anjlok
31 Agustus 2023
Kinerja Industri Penerbangan Pulih, Kunjungan Wisata Jawa Barat Anjlok
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar mengatakan, angka kunjungan wisatawan ke Jawa Barat pada semester pertama tahun ini anjlok
Kerja Sama Airnav dan Boeing, Menhub: Kompetensi Layanan Harus Ditingkatkan
12 Juni 2023
Kerja Sama Airnav dan Boeing, Menhub: Kompetensi Layanan Harus Ditingkatkan
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menghadiri acara penandatangan nota kesepakatan (Mou) antara AirNav Indonesia dengan Boeing Company di Menara Astra, Jakarta, pada Senin, 12 Juni 2023.
