TEMPO Interaktif, Washington: Tim ekonomi Presiden Barack Obama berada di bawah tekanan Kongres untuk menyetujui rencana penyelamatan keuangan dalam satu minggu di tengah kesadaran yang berkembang di antara legislator bahwa mereka harus menemukan dana ekstra untuk membiayai program pemerintahan yang baru.
Tim Obama harus memecahkan tiga bentuk pendekatan yang berfokus pada membendung penutupan, mengubah program talangan pemerintah, dan membeli aset bermasalah yang menekan neraca bank dan harga saham. Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs hari Kamis mengatakan rencana itu akan selesai segera.
Skala upaya itu hampir pasti akan lebih besar daripada dana penyelamatan US$ 350 miliar pekan lalu melalui Program Pemulisan Aset Bermasalah (TARP). Para legislator mengatakan hal itu berarti mereka butuh proposal dari Gedung Putih dalam beberapa hari ke depan sehingga mereka dapat menyetujui dana tambahan.
Kongres dapat melakukan hal itu dengan mengikutkan dana itu kepada rencana stimulus ekonomi sebelumnya senilai US$ 825 miliar, atau dengan menyetujui undang-undang yang memperluas TARP dan meliputi pembatasan baru terhadap bank yang menerima uang.
Kent Conrad, Ketua Komite Anggaran Senat, telah memberitahu pembantu senior Obama bahwa US$ 350 miliar itu tidak akan cukup.
Beberapa anggota Kongres mengatakan mereka khawatir Gedung Putih tidak bergerak cukup cepat. "Saya tidak merasa mendapatkan kesan kesegeraan, kesan urgensi bahwa pertanyaan-pertanyaan ini terjawab," kata anggota Komite Keuangan Senat Ron Wyden, yang menekan pemerintah untuk memaksa institusi keuangan menutup aset bermasalah dalam neracanya.
Gedung Putih hari Kamis berupaya memproyeksikan kesan urgensi itu. Mr Gibbs mengatakan presiden memulai dengan pengarahan ekonomi harian dari Direktor Dewan Ekonomi Nasional Lawrence Summers dan staf senior lainnya, selain pengarahan intelijen harian.
"Presiden akan membuat keputusan secepat tim keuangan memberi rekomendasi," tambahnya. "Dia yakin, bahwa kita harus bertindak dengan cepat untuk membuat perekonomian bergerak lagi."
WSJ | ERWIN
Berita terkait
Indonesia Tak Perlu Khawatir Resesi Ekonomi Global
11 Mei 2023
Anton menyarankan untuk memperkuat kekuatan domestik perekonomian Indonesia di antaranya dengan mengoptimalkan konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak utama perekonomian.
Baca SelengkapnyaPerolehan Suara Joe Biden Lewati Rekor Obama
5 November 2020
Meski penghitungan suara Pemilu AS masih berlangsung, Joe Biden telah mengantongi lebih dari 70 juta suara.
Baca SelengkapnyaDonald Trump Tolak Saran Obama Soal Rasisme dan Keikusertaan Pemilu
6 Agustus 2020
Presiden AS Donald Trump menolak saran mantan Presiden Barack Obama untuk meningkatkan keikutsertaan warga di Pilpres Amerika.
Baca SelengkapnyaRemaja Inggris Peretas Akun Twitter Tokoh Dunia Bobol Rp 1,45 Miliar
3 Agustus 2020
Mason Sheppard, remaja Inggris yang dituduh peretas akun Twitter tokoh dunia telah membobol dana mereka sebesar Rp 1,45 miliar
Baca SelengkapnyaKisah Gli, Kucing Penghuni Hagia Sophia 16 Tahun
25 Juli 2020
Gli, kucing penghuni Hagia Sophia lebih dari 16 tahun menjadi sorotan setelah bangunan warisan kerajaan Bizantium itu berubah status menjadi masjid.
Baca SelengkapnyaObama Kutuk Kekerasan Terhadap Pendemo Kematian George Floyd
2 Juni 2020
Mantan Presiden AS Barack Obama mengecam penggunaan kekerasan berlebihan terhadap protes damai kematian George Floyd.
Baca SelengkapnyaMichelle Obama Ungkap Badai Pernikahannya di Tahun-tahun Awal
10 Mei 2020
Michelle Obama mengakui bahwa pernikahannya dengan Barack Obama diperkuat oleh konseling pernikahan pada tahun-tahun awal.
Baca SelengkapnyaObama Sebut Penanganan Virus Corona Oleh Trump Kacau Balau
10 Mei 2020
Mantan Presiden Amerika, Barack Obama, meminta para mantan stafnya untuk banyak belajar dari buruknya penanganan virus Corona oleh Donald Trump
Baca SelengkapnyaBarack Obama Girang Film Pertamanya Masuk Nominasi Oscar 2020
16 Januari 2020
Film dokumenter American Factory garapan rumah produksi Barack Obama berhasil masuk nominasi Film Dokumenter Terbaik di Oscar 2020.
Baca SelengkapnyaPenasihat Obama: Kejatuhan Rezim Iran Hanya Tunggu Waktu
14 Januari 2020
Pergantian rezim bukan hal mustahil melihat berbagai kejadian buruk di Iran.
Baca Selengkapnya