Ribuan Warga Rusia Protes Invasi ke Ukraina, Ditangkapi Polisi

Reporter

Tempo.co

Senin, 28 Februari 2022 10:13 WIB

Petugas polisi menahan seorang demonstran selama protes anti-perang, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina, di Saint Petersburg, Rusia, 24 Februari 2022. Aksi ini dilakukan setelah militer Rusia menyerang Ukraina pada Kamis dinihari. REUTERS/Anton Vaganov

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Rusia telah menangkap lebih dari 2.000 pengunjuk rasa anti-perang di seluruh negeri, termasuk di Moskow, menurut seorang pemantau independen. Penangkapan ribuan orang itu dilakukan pada hari keempat Rusia invasi Ukraina yang mengejutkan banyak orang Rusia.

OVD-Info, yang telah mendokumentasikan tindakan keras terhadap oposisi Rusia selama bertahun-tahun, mengatakan 2.114 pengunjuk rasa ditangkap pada hari Minggu. Jumlah pengunjuk rasa yang ditangkap sejak Putin melancarkan invasi totalnya adalah 5.250 orang.

Di Moskow, polisi anti huru hara sering melebihi jumlah pengunjuk rasa. Beberapa pengunjuk rasa membawa plakat tulisan tangan dengan tanda perdamaian dan slogan anti-perang dalam bahasa Rusia dan Ukraina. Beberapa memakai topeng dengan kata "Cukup" terpampang di bagian depan.

Seorang reporter untuk saluran televisi independen Dozhd ditangkap selama protes. Padahal ia telah menunjukkan akreditasinya kepada polisi dan mengenakan rompi pers.

Di luar department store Gostiny Dvor kelas atas di pusat kota Saint Petersburg, ratusan pengunjuk rasa anti-perang berdiri bersama. Mereka bergandengan tangan dan bernyanyi.

Advertising
Advertising

Banyak yang memegang poster bertuliskan “Tidak untuk perang”, “Rusia pulang” dan “Damai untuk Ukraina”.

“Sayang sekali ada ratusan, mungkin ribuan, dari kita,” kata seorang peserta unjuk rasa, Vladimir Vilokhonov, insinyur berusia 35 tahun.

Pemrotes lain, Alyona Stepanova, 25, datang ke protes dengan tas yang dikemas untuk berjaga-jaga jika ditangkap polisi. "Kami percaya itu adalah tugas kami untuk datang ke sini," katanya.

Polisi anti huru hara berusaha meredam teriakan anti-perang dengan membunyikan musik patriotik. “Saya menentang perang. Saya lahir pada tahun 1941 dan saya tahu apa artinya,” kata Valeria Andreyeva, lahir pada tahun Nazi Jerman menyerang Uni Soviet.

Protes di hari Minggu bertepatan dengan peringatan ketujuh pembunuhan politisi oposisi Boris Nemtsov. Di Moskow, beberapa penangkapan terjadi di sebuah di tempat Nemtsov ditembak. “Tidak untuk berperang!” teriak salah satu demonstran saat diseret polisi.

Nemtsov adalah seorang kritikus yang rajin mengkritik Putin pada pencaplokan Krimea oleh Rusia di 2014. Ia juga mengkritik dukungan Moskow untuk separatis pro-Rusia di Ukraina.

Perang Rusia Ukraina telah membuat negara-negara Barat memberlakukan sanksi untuk mengoyak ekonomi Rusia. Namun Putin juga bereaksi keras terhadap sanksi tersebut.

Putin memerintahkan komando militernya untuk menempatkan pasukan bersenjata nuklir dalam siaga tinggi ketika pejuang Ukraina yang mempertahankan kota Kharkiv. Selain di Rusia, puluhan ribu orang di seluruh Eropa berbaris memprotes invasi Rusia. Jumlah pengunjuk rasa di Berlin, Jerman diperkirakan mencapai 100.000 orang.

Baca: Jenderal Chechnya Magomed Tushaev Dikabarkan Tewas Diserang Tentara Ukraina

AL JAZEERA | REUTERS

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

22 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

6 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

6 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

7 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya