Inggris Siap Kucurkan Rp 400 M untuk Keamanan di Indo-Pasifik

Reporter

Tempo.co

Kamis, 17 Februari 2022 18:00 WIB

PM Inggris Boris Johnson terlihat di luar kediaman 10 Downing Street di London, Inggris, 26 Maret 2020. Johnson diketahui sempat bertemu dengan Ratu Elizabeth II pada tanggal 11 Maret 2020 lalu. REUTERS/Hannah McKay

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris berkomitmen mengucurkan pendanaan sebesar USD 34 juta (Rp 487 miliar) untuk memperkuat keamanan di kawasan Indo-Pasifik. Pendanaan itu juga bagian dari pakta antara Inggris dengan Australia menyusul kekhawatiran kedua negara terhadap kebijakan-kebijakan Cina di wilayah Xinjiang.

Rencana pendanaan bidang keamanan itu, disampaikan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kepada mitranya Perdana Menteri Australia Scott Morrison lewat telepon pada Kamis, 17 Februari 2022. Kedua kepala negara juga menyerukan perdamaian dan stabilitas di selat Taiwan serta memperingatkan Rusia atas rencana invasi ke Ukraina.

“Mereka sepakat perlunya ketegangan di perbatasan Rusia – Ukraina dihentikan dan menggaris bawahi bahwa setiap serangan di Ukraina akan menjadi sebuah kesalahan strategis yang besar dan menyedot biaya kemanusiaan yang besar,” demikian pernyataan bersama Johnson dan Morrison usai pertemuan.

Advertising
Advertising

Rencananya, uang Rp 487 miliar tersebut akan digunakan untuk memperkuat ketahanan di kawasan, seperti keamanan siber, ancaman terhadap negara dan keamanan maritim. Johnson dan Morrison melakukan rapat berselang sepekan setelah kelompok Quad (Australia, Amerika Serikat, Jepang dan India) berjanji akan memperdalam kerja sama guna memastikan kawasan Indo-Pasifik bebas dari pemaksaan, gesekan terselubung dari perluasan ekonomi dan militer Cina.

“Kami sangat prihatin atas sejumlah laporan kredibel mengenai pelanggaran HAM di Xinjiang dan menyerukan agar Cina melindungi HAM, kebebasan dan peningkatan derajat otonomi khusus pada Hong Kong,” demikian pernyataan bersama Johnson dan Morrison.

Amerika Serikat menuding Cina telah melakukan genosida terkait perlakuan Negeri Tirai Bambu tersebut terhadap kaum minoritas muslim Uyghurs di Xinjiang, pelecehan, pemenjaraan dan kerja paksa. Cina menyangkal semua tuduhan itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Saingi Pengaruh Cina, Amerika Serikat Ingin Lekatkan Kerja Sama di Indo-Pasifik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

3 jam lalu

Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

Pemerintah terkesan tidak serius dalam penerapan standar keamanan untuk perusahaan smelter ataupun investor asing yang masuk ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Partai Komunis Vietnam Tunjuk Kepala Kepolisian sebagai Presiden yang Baru

12 jam lalu

Partai Komunis Vietnam Tunjuk Kepala Kepolisian sebagai Presiden yang Baru

Partai Komunis Vietnam menunjuk Kepala kepolisian To Lam sebagai presiden Vietnam yang baru lewat sebuah perombakan kepemimpinan secara besar-besaran.

Baca Selengkapnya

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

13 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

1 hari lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

3 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

3 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

3 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

4 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya