Disindir Tak Berperan Atasi Krisis Ukraina, Scholz Terbang ke Kyiv dan Moskow

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 14 Februari 2022 13:31 WIB

Kanselir Jerman Olaf Scholz saat Majelis Federal berkumpul untuk memilih presiden negara bagian Jerman yang baru, di gedung Bundestag Paul Loebe Haus di Berlin, Jerman 13 Februari 2022. REUTERS/Michele Tantussi/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz terbang ke Kyiv, Senin, 14 Februari 2022, untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy guna menunjukkan solidaritas dan membantu mencegah perang di Eropa menyusul kekhawatiran akan terjadinya invasi Rusia.

Perjalanan itu merupakan bagian dari serangkaian upaya diplomatik untuk meredakan krisis melalui dialog dan ancaman sanksi terhadap Rusia jika menyerang Ukraina.

Pada Selasa, Scholz akan terbang ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kanselir, yang mulai menjabat pada bulan Desember, meningkatkan keterlibatannya dalam krisis Ukraina selama seminggu terakhir setelah masyarakat Jerman mempertanyakan perannya dalam salah satu krisis keamanan terburuk di Eropa ini.

"(Perjalanan ini) tentang bagaimana kita dapat menemukan cara untuk memastikan perdamaian di Eropa," kata Scholz kepada wartawan pada hari Minggu, dengan mengatakan bahwa penempatan sekitar 100.000 tentara Rusia di perbatasan Ukraina merupakan "ancaman yang sangat, sangat serius".

Advertising
Advertising

Moskow membantah berencana untuk menyerang Ukraina, tetapi mengatakan pihaknya dapat mengambil tindakan "teknis militer" yang tidak ditentukan kecuali serangkaian tuntutan dipenuhi, termasuk janji dari NATO untuk tidak pernah mengakui Ukraina dan menarik pasukan dari Eropa Timur.

Sebuah sumber pemerintah Jerman mengatakan Scholz dan Zelenskiy akan mengukur di mana mereka berdiri setelah pembicaraan "Format Normandia" pekan lalu antara perwakilan Ukraina, Rusia, Prancis dan Jerman, dan bagaimana mereka dapat memajukan dialog.

Moratorium kelayakan Ukraina untuk bergabung dengan NATO tidak ada dalam rencana Jerman, kata sumber itu.

Ukraina dapat mengandalkan solidaritas Jerman, terutama melalui bantuan keuangan untuk membantu menstabilkan ekonominya, kata Scholz pada Minggu.

Pejabat Ukraina secara terbuka mengkritik Jerman karena menolak menjual senjata ke Kyiv - Berlin berpendapat itu tidak bisa karena sejarah abad ke-20 yang berdarah - dan atas keengganannya untuk menghentikan proyek pipa gas Rusia-Jerman yang kontroversial.

Ukraina serta sekutu Barat berpendapat pipa Nord Stream 2, yang dibangun tetapi belum beroperasi, akan memungkinkan Rusia untuk memotong Ukraina dari pasokan energi Eropa dan membuatnya lebih rentan terhadap invasi Rusia.

Dalam beberapa pekan terakhir, Scholz telah memperkeras retorikanya tentang kerugian bagi Rusia dari setiap serangan baru ke Ukraina. Namun dia tidak pernah menyinggung untuk mengakhiri Nord Stream 2.

Reuters

Berita terkait

Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

1 hari lalu

Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov mendesak warga negara Rusia yang ada di Israel agar angkat kaki dari sana menyusul naiknya ketegangan

Baca Selengkapnya

Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

1 hari lalu

Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

CIA meluncurkan upaya baru untuk merekrut informan di Cina, Iran, dan Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

1 hari lalu

Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

Mark Rutte dalam kunjungan kerjanya ke Ukraina rapat dengan Volodymyr Zelenksy membahas rencana kemenangan.

Baca Selengkapnya

Peringatan Hari Penyatuan Jerman Digelar di Jakarta, Bagaimana Sejarahnya?

2 hari lalu

Peringatan Hari Penyatuan Jerman Digelar di Jakarta, Bagaimana Sejarahnya?

Kedutaan Besar Jerman menggelar peringatan Hari Penyatuan Jerman yang diperingati setiap 3 Oktober.

Baca Selengkapnya

Kedubes Jerman Dukung Kerja Sama Indonesia dengan Uni Eropa

2 hari lalu

Kedubes Jerman Dukung Kerja Sama Indonesia dengan Uni Eropa

Kedutaan Besar Jerman menyoroti kerja sama antara Jerman dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

2 hari lalu

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

Rusia, Cina, Prancis, dan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menyuarakan dukungan untuk Antonio Guterres dan mengecam keputusan Israel y

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Indonesia Belajar Cara Merintis Karir dengan Studi Lapangan ke Perusahaan Jerman

2 hari lalu

Mahasiswa Indonesia Belajar Cara Merintis Karir dengan Studi Lapangan ke Perusahaan Jerman

Mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di berbagai universitas di Jerman belajar cara merintis karir di Jerman.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

3 hari lalu

Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

Perdana Menteri Mikhail Mishustin mengklaim Rusia masuk negara-negara terdepan dalam mengembangkan kecerdasan buatan.

Baca Selengkapnya

Menlu AS hingga Jerman Bela Israel atas Pembunuhan Hassan Nasrallah

4 hari lalu

Menlu AS hingga Jerman Bela Israel atas Pembunuhan Hassan Nasrallah

Menlu Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan pada Senin bahwa dunia "lebih aman" setelah pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

Baca Selengkapnya

Megawati ke Rusia Pesan Perdamaian dan Kerja Sama Ilmu Pengetahuan

5 hari lalu

Megawati ke Rusia Pesan Perdamaian dan Kerja Sama Ilmu Pengetahuan

Megawati Soekarnoputri memberikan kuliah umum di Universitas St. Petersburg, Rusia. Menyampaikan pesan perdamaian dan mengajak bertukar ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya