WHO Ingatkan Kematian Akibat Omicron Terus Naik

Reporter

Tempo.co

Rabu, 2 Februari 2022 20:48 WIB

Varian baru virus corona, Omicron masih membuat khawatir para ahli. Pasalnya, Omicron lebih mudah membuat seseorang kembali terpapar atau reinfeksi meski sudah memiliki antibodi, tetapi gejalanya cenderung ringan pada yang sudah divaksinasi.

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan para ilmuwan melacak naiknya angka kematian akibat varian Omicron Covid-19 yang terus menyebar ke seluruh dunia. "Sejak Omicron pertama kali diidentifikasi 10 minggu yang lalu, hampir 90 juta kasus telah dilaporkan ke WHO," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dalam konferensi pers pada Selasa pagi, 1 Februari 2022.

“Kami sekarang mulai melihat naiknya kematian yang sangat mengkhawatirkan di sebagian besar wilayah di dunia,” ujarnya.

Tedros beberapa hari lalu telah memperingatkan bahwa berbahaya menganggap Omicron menjadi varian terakhir dari pandemi Corona. Varian tersebut, pertama kali diidentifikasi pada akhir November 2021 oleh para ilmuwan Afrika Selatan. Kini Omicron mendominasi menggantikan varian Delta di banyak wilayah di dunia. Omicron juga mampu menginfeksi orang yang divaksinasi lengkap.

Para ahli telah memperkirakan bahwa kenaikan kasus COVID-19 akibat penularan Omicron akan menyebabkan naiknya angka kematian. Padahal Omicron tidak lebih mematikan dibandingkan varian sebelumnya.

Kematian di AS akibat COVID-19 mencapai level tertinggi dalam 11 bulan terakhir hingga hari Minggu lalu, menurut analisis Reuters. Begitu pula Australia yang melaporkan hari paling mematikan dari COVID-19 sejak dimulainya pandemi pada 28 Januari. Total kematian global sekarang mencapai 5.676.248.

Advertising
Advertising

Lebih dari 1.000 orang di Ontario meninggal pada bulan Januari, angka yang membuat pejabat kesehatan provinsi mempertimbangkan faktor-faktor di balik kenaikan itu, termasuk peran jumlah kasus Omicron yang meningkat. Sementara vaksin kurang efektif dalam mencegah infeksi Omicron. Vaksin baru dianggap efektif mencegah orang masuk ke rumah sakit atau menderita gejala Covid yang parah termasuk kematian.

Maria Van Kerkhove dari WHO dan pejabat lainnya pada hari Selasa menyatakan kekhawatiran tentang penyebaran informasi yang salah tentang efektivitas vaksin. “Yang lebih mengkhawatirkan saat ini adalah angka kematian yang meningkat tajam,” kata Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19.

Beberapa negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi mulai mencabut langkah-langkah kesehatan masyarakat COVID-19, termasuk Inggris dan Denmark.

Mike Ryan dari WHO, kepala program kedaruratan organisasi, mendesak agar semua orang berhati-hati. "Ketakutan terbesar saya saat ini adalah negara-negara memiliki sindrom lemming," katanya. “Mereka membuka atas dasar bahwa negara sebelah terbuka.”

Dia mendesak negara-negara untuk mempertimbangkan situasi dengan hati-hati. Ia juga meminta sebelum memutuskan mencabut pembatasan, mempertimbangkan data untuk mengantisipasi peningkatan kasus. "Itu akan menghasilkan transmisi yang tidak perlu dan kematian yang tidak perlu."

Baca: Kasus Baru Covid-19 di Tokyo Tembus Rekor Tertinggi

GLOBAL NEWS | REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya