Mahatma Gandhi: Keluar Masuk Penjara, Nasionalisme dan Ditembak di 30 Januari
Reporter
Tempo.co
Editor
Dwi Arjanto
Senin, 31 Januari 2022 07:57 WIB
TEMPO.CO, New Delhi -Bapak India, Mahatma Gandhi usai dari Afrika Selatan kemudian kembali ke India pada 1915 di usia 21 tahun. Dia menjadi figur pemimpin gerakan nasionalis India.
Gopal Krishna Gokhale, pembimbing Gandhi sekaligus seorang pemimpin senior dari Kongres Nasional India, mengundang Gandhi untuk bergabung dengan gerakan perjuangan India untuk kemerdekaan melawan Kekuasaan Inggris.
Dilansir dari perpustakaan.kasn.go.id, Gandhi kemudian bergabung dengan Kongres Nasional India dan sebelum mengambil alih kepemimpinan pada 1920, yang kemudian memancing gerakan hasutan bernama Satyagraha.
Namun pada 1922, otoritas Inggris menangkap Gandhi karena mengaku bersalah atas tiga tuduhan penghasutan. Meski dijatuhi hukuman penjara selama enam tahun, dia dibebaskan pada Februari 1924, usai menjalani operasi usus buntu.
Keluar dari jeruji besi, Gandhi menyaksikan situasi yang berbeda.
Kekerasan dua kelompok beragama di India berkobar lagi. Berpuasa selama tiga pekan pada musim gugur 1924, dia mendesak terwujudnya persatuan.
Selanjutnya: Mahatma Gandhi kemudian memprotes Undang-undang Garam Inggris...
<!--more-->
Gandhi kemudian memprotes Undang-undang Garam Inggris yang melarang orang India mengumpulkan atau menjual garam. Pajak berat diberlakukan, mendorong Gandhi kembali melancarkan gerakan Satyagraha.
Pada 12 Maret 1930, Gandhi berangkat bersama 79 orang pengikutnya menuju kota Dandi di pesisir Laut Arab. Di sana Gandhi berencana untuk menentang Inggris dengan cara membuat garam dari air laut.
Sepanjang perjalanan sejauh 387 kilometer itu ternyata makin banyak rakyat India yang mengikuti dia.
Gerakan itu membuat 60.000 orang India dipenjara, termasuk Gandhi yang dipenjara pada Mei 1930.
Majalah Time saat itu bahkan menyebutnya sebagai "Man of The Year". Gandhi dibebaskan pada Januari 1931.
Dua bulan kemudian dia membuat kesepakatan untuk mengakhiri Salt Satyahraha asal ribuan orang yang dipenjara segera dibebaskan.
Lalu dalam upaya memerdekakan India Gandhi menghadiri Konferensi Meja Bundar London mengenai reformasi konstitusional India pada Agustus 1931. Namun, konferensi itu terbukti tidak membuahkan hasil.
Dia kembali ke India dan dijebloskan ke penjara pada Januari 1932.
Setelah pembebasan, Gandhi meninggalkan Kongres Nasional India pada 1934, dan kepemimpinan diwariskan kepada anak didiknya Jawaharlal Nehru. Dia kembali menjauh dari politik untuk fokus pada pendidikan, kemiskinan, dan masalah yang melanda daerah pedesaan India.
Gerakan nasionalis makin memuncak ketika Perang Dunia II pecah pada 1939. Gandhi meluncurkan gerakan Quit India, yang menuntut "penarikan Inggris secara teratur" dari India.
Gerakan ini menjadi gerakan yang paling kuat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan India dan diyakini telah memainkan peran utama dalam mengamankan kemerdekaan India pada 1947.
Pada 15 Agustus 1947 Gandhi melakukan tur ke daerah-daerah yang dilanda kerusuhan dalam sebuah seruan untuk perdamaian dan berpuasa dalam upaya untuk mengakhiri pertumpahan darah.
Dia menginginkan sebuah negara India bersatu Setelah melalui negosiasi alot, Inggris akhirnya memutuskan untuk membagi dua negara menjadi India dan Pakistan pada 15 Agustus 1947.
Namun pada sore hari, 30 Januari 1948, Gandhi yang berusia 78 tahun dibunuh seorang ekstremis bernama Nathuram Godse yang kesal dengan Mahatma Gandhi. Ia berlutut dihadapannya dan mengeluarkan pistol semiotomatis. Godse dan rekan konspiratornya, Narayan Apye, kemudian diadili dan dihukum mati pada 15 November 1949.
WINDA OKTAVIA
Baca juga : Wajah Mahatma Gandhi Bakal Hiasi Koin di Inggris