Tuduhan Kerja Paksa, Perusahaan di Malaysia Dipanggil Kemenaker

Reporter

Tempo.co

Senin, 31 Januari 2022 08:00 WIB

Menurunnya jumlah pekerja Indonesia di sektor perkebunan di Malaysia, dikhawatirkan akan menurunkan peringkat Malaysia sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar ke-2 dunia setelah Indonesia. Reuters/Samsul Said

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Tenaga Kerja Malaysia (Kemenaker) pada Minggu, 30 Januari 2022, akan memanggil perusahaan-perusahaan di negara itu menyusul adanya larangan impor dari Amerika Serikat. Larangan tersebut dipicu oleh dugaan adanya praktik kerja paksa.

Rapat Kementerian Tenaga Kerja Malaysia dengan perusahaan-perusahaan yang ada di negara itu, ditujukan untuk mendiskusikan langkah apa yang akan mereka lakukan dalam mengatasi tuduhan tersebut.

Seorang pekerja menurunkan kelapa sawit dari sebuah truk di pabrik kelapa sawit di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur, Malaysia, 4 Agustus 2014. [REUTERS / Samsul Said / File Foto]

Advertising
Advertising

Sejumlah pabrik di Malaysia, termasuk supplier minyak kelapa sawit dan sarung tangan medis, sedang dalam pengawasan ketat atas tuduhan dugaan kerja paksa terhadap para Pekerja Migran. Di Malaysia, Pekerja Migran memegang peran penting di sektor manufaktur.

Sebelumnya pada Jumat, 28 Januari 2022, U.S. Customs and Border Protection (CBP) mengatakan pihaknya akan melarang impor sarung tangan sekali pakai buatan YTY Group. Sebab berdasarkan informasi, terindikasi perusahaan tersebut menggunakan sistem kerja paksa.

Dengan keputusan CBP itu, maka ini untuk ketujuh kalinya dalam tempo dua tahun perusahaan asal Malaysia masuk daftar hitam impor Amerika Serikat. CBP juga memutuskan produsen minyak kelapa sawit Sime Darby Plantation Bhd telah menggunakan sistem kerja paksa dalam menjalankan operasionalnya dan barang-barang perusahaan dapat disita.

Menteri Tenaga Kerja Malaysia M. Saravanan pada Minggu, 30 Januari 2022 mengatakan dia akan melakukan pertemuan dengan semua perusahaan di Malaysia dalam menghadapi larangan impor dari Amerika Serikat ini. Diantara perusahaan yang akan hadir adalah dua perusahaan pembuat sarung tangan, WRP Asia Pacific dan Top Glove Corp, di mana larangan impor yang dikenakan pada dua perusahaan itu oleh CBP, sudah dicabut.

Sumber: Reuters

Baca juga: CECC Waswas Seragam Olimpiade Beijing 2022 Dibuat dari Kerja Paksa

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

7 jam lalu

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

Faisal Halim sempat mendapat hukuman dari Federasi Sepakbola Malaysia sebelum disiram air keras.

Baca Selengkapnya

Austria Tertarik Berkontribusi di IKN

1 hari lalu

Austria Tertarik Berkontribusi di IKN

Dubes Austria untuk Indonesia menyatakan ada banyak ketertarikan dari negaranya untuk berkontribusi di IKN.

Baca Selengkapnya

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

2 hari lalu

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Salah satu modus warga Nigeria disebut menikahi satu tersangka dari Indonesia untuk diperintah mengurus izin usaha.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

2 hari lalu

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

Atlet sepak bola Malaysia yang menjadi korban serangan air keras, Faisal Halim, berada dalam kondisi kritis.

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

2 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

2 hari lalu

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Dirtipidsiber Bareskrim Polri menyebut saat ini penyidik juga masih mengejar diduga pelaku berinisial S warga negara Nigeria.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

2 hari lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

2 hari lalu

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini daftar negara di Asia Tenggara dengan gaji tertinggi. Indonesia memiliki rata-rata upah sebesar Rp5 juta. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Ungkap Kasus Manipulasi Data Gunakan Email Palsu yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

3 hari lalu

Bareskrim Ungkap Kasus Manipulasi Data Gunakan Email Palsu yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengungkap kasus manipulasi data menggunakan email palsu dan memanfaatkan informasi data untuk menipu.

Baca Selengkapnya