Pengadilan AS Kembali Mentahkan Peraturan Terkait Pencegahan Covid-19

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 25 Januari 2022 16:52 WIB

Tanda "Dilarang Masuk Tanpa Masker" di luar sebuah bisnis di Times Square selama pandemi penyakit virus corona (COVID-19) di wilayah Manhattan, New York City, New York, AS, 15 Desember 2021. REUTERS/Carlo Allegri

TEMPO.CO, Jakarta - Hakim New York mencabut aturan wajib masker untuk mencegah penularan Covid-19 di negara bagian itu pada Senin, 24 Januari 2022, satu minggu sebelum ketentuan itu berakhir. Hakim menilai gubernur melampaui wewenangnya dalam memaksakan aturan yang seharusnya disahkan oleh badan legislatif negara bagian.

Hakim Thomas Rademaker dari Mahkamah Agung Negara Bagian New York di Long Island menemukan bahwa legislatif negara bagian tahun lalu membatasi kewenangan gubernur untuk mengeluarkan keputusan, seperti wajib masker, di tengah keadaan darurat.

Sebelumnya, Mahkamah Agung AS membatalkan aturan wajib vaksinasi atau tes Covid-19 yang dibuat Presiden Joe Biden untuk perusahaan besar. Seorang hakim di Texas pekan lalu memutuskan bahwa Biden tidak dapat memaksa pegawai federal untuk divaksinasi.

Gubernur New York Kathy Hochul, seorang Demokrat, bersumpah untuk melawan. "Kami sangat tidak setuju dengan keputusan ini, dan kami mengejar setiap opsi untuk segera melawan ini," kata Hochul

"Tanggung jawab saya sebagai Gubernur adalah melindungi warga New York selama krisis kesehatan masyarakat ini, dan langkah-langkah ini membantu mencegah penyebaran Covid-19 dan menyelamatkan nyawa," kata Hochul.

Advertising
Advertising

Ketidaksepakatan dan tindakan pengadilan atas mandat di sejumlah negara bagian telah menjadi titik nyala dari respons pandemi di Amerika Serikat, yang sering memecah belah Demokrat dan Republik.

Ketentuan di negara bagian New York dengan sekitar 20 juta warga, termasuk mengenakan masker di sekolah, di angkutan umum, dan ruang dalam ruangan publik lainnya.

Hochul mengumumkan keadaan darurat segera setelah Organisasi Kesehatan Dunia menyebut Omicron sebagai varian mengkhawatirkan pada 26 November 2021.

Pada saat itu, rata-rata kasus baru setiap hari di negara bagian New York adalah sekitar 6.400. Jumlah itu naik dengan cepat hingga mencapai puncaknya 73.815 pada 10 Januari 2022. Sejak itu turun menjadi sekitar sepertiganya.

Ketika Hochul memberlakukan aturan itu pada 31 Desember 2021, dia menyebutnya sementara. Dia kemudian memperpanjang tanggal berakhirnya dari 15 Januari menjadi 1 Februari.

Rademaker menulis bahwa keputusannya tidak dimaksudkan dengan cara apa pun untuk mempertanyakan atau berpendapat tentang kemanjuran, kebutuhan, atau persyaratan masker sebagai sarana atau alat dalam menangani virus Covid-19, tetapi bahwa "menerapkan undang-undang apa pun untuk tujuan ini adalah tugas Badan Legislasi Negara.”

Hochul memegang mayoritas besar di kedua majelis legislatif negara bagian New York, yang dikuasai Partai Demokrat.

REUTERS

Berita terkait

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

23 jam lalu

Mengintip Isi Metropolitan Museum of Art di New York, Tempat Penyelenggaraan Met Gala setiap Tahun

Metropolitan Museum of Art tidak hanya dikenal karena koleksi seni yang luar biasa, tapi juga perannya dalam dunia mode seperti untuk Met Gala.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

2 hari lalu

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

Khofifah membuka peluang lebar bagi Emil Dardak untuk kembali berpasangan di Pilkada Jawa Timur. Ia mengaku nyaman dan produktif bersama Emil.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

3 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

3 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya