Hillary Clinton Akui Peran Indonesia

Reporter

Editor

Rabu, 14 Januari 2009 19:07 WIB

TEMPO Interaktif, Washington: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat terpilih Hillary Rodham Clinton memberikan pernyataan di depan Komite Hubungan Luar Negeri Senat dalam sebuah dengar pendapat pada Selasa waktu setempat.

Sebagai menteri yang akan segera bertugas, Hillary mengatakan bahwa ia akan bekerja "memperbarui kepemimpinan Amerika melalui diplomasi yang akan meningkatkan keamanan kita, mengedepankan kepentingan kita, dan mencerminkan nilai-nilai kita."

Dalam dengar pendapat tersebut, Hillary menekankan Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki peran yang penting untuk dimainkan dalam memecahkan masalah krisis ekonomi global. "Kita sadar bahwa negara-negara dengan pasar yang berkembang seperti Cina, India, Brazil, Afrika Selatan, dan Indonesia tengah merasakan dampak akibat krisis ini," kata mantan Senator New York dari Partai Demokrat itu. "Kita semua merasa beruntung jika negara-negara tersebut menjadi bagian dari solusi dan menjadi mitra dalam mempertahankan stabilitas ekonomi global."

Pada November 2008, Indonesia turut ambil bagian dalam pertemuan puncak ekonomi pemimpin negara-negara G-20 yang dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat George Bush di Washington.

Hillary juga bercerita tentang ibu dari Presiden Amerika Serikat terpilih Barack Obama, Ann Dunham, yang telah menciptakan peluang ekonomi bagi para wanita dan usaha kecil selama tinggal di Indonesia. Ann Dunham tinggal dan bekerja di Indonesia sejak akhir 1960-an hingga awal 1990-an. "Ia adalah pelopor bidang keuangan mikro di Indonesia," ujar Hillary.

"Dalam kegiatan saya di bidang keuangan mikro di seluruh dunia--dari Bangladesh sampai Chile hingga Vietnam sampai Afrika Selatan dan banyak negara lain--saya telah menyaksikan sendiri bagaimana pinjaman-pinjaman kecil yang diberikan kepada para wanita untuk memulai usaha dapat meningkatkan taraf hidup serta mentransformasi perekonomian lokal," kata Hillary.

Hillary dicalonkan oleh Obama untuk memimpin Departemen Luar Negeri dalam masa pemerintahannya. Sebagai bagian dari proses pencalonannya, Hillary harus mendapat persetujuan mayoritas mutlak dari anggota Senat. Senat direncanakan akan mengukuhkan Hillary sebagai Menteri Luar Negeri yang baru segera setelah Hari Pelantikan Presiden pada 20 Januari mendatang.

FOXNEWS | IWANK

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya