Kaleidoskop 2021: Demo di Myanmar dan Malaysia Larang 'Allah' Dipakai Non-Islam

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 25 Desember 2021 16:39 WIB

Anggota Tentara Pertahanan Rakyat (PDF) berdiri di kamp pelatihan di daerah yang dikuasai pemberontak etnis Karen, Negara Bagian Karen, Myanmar, 11 September 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Kaleidoskop 2021 dari mancanegara pada Maret di antaranya menyajikan tentang tindakan brutal junta militer Myanmar terhadap demonstran anti kudeta, Meghan Markle bongkar rasisme di kerajaan Inggris sampai Pemerintah Malaysia dikalahkan pengadilan dalam kasus pelarangan kata Allah dipakai selain oleh agama Islam.

1. Junta Myanmar Brutal, Tembakkan Peluru Tajam pada Demonstran

Pasukan Militer Myanmar sengaja menembakkan peluru tajam untuk menghadapi demonstran yang menentang kudeta militer sepanjang bulan Maret setelah tentara menggulingkan pemerintah demokratis pada 1 Februari.

Belasan masyarakat sipil tewas termasuk anak-anak karena serangan brutal pasukan Junta. "Semuanya menunjuk pada pasukan yang mengadopsi taktik tembak-menembak untuk menekan protes, dan dengan diamnya pemerintahan militer, ada konsensus yang berkembang bahwa ini telah disahkan oleh pemerintah," kata Deputi Direktur Regional untuk Riset Amnesty International, Emerlynne Gil, mengatakan pada 5 Maret 2021.

Unjuk rasa di beberapa daerah berujung pada pembakaran pabrik, yang oleh pihak Junta disebut dilakukan demonstran. Protes ini terus berlanjut sampai Mei dan merenggut setidaknya 818 nyawa warga sipil, termasuk 44 anak di bawah umur. Sebanyak 4.296 orang ditahan.

Advertising
Advertising

2. Meghan Markle Bongkar Rasisme di Kerajaan Inggris

Pangeran Harry dan Meghan Markle, yang melepas status sebagai anggota Kerajaan Inggris, mengungkap uneg-uneg yang menjadi penyebab mereka pindah ke Amerika Serikat.

Dalam acara Oprah Winfrey, 7 Maret 2021, Markle mengklaim mengalami berbagai gangguan yang membuatnya putus asa. Di sisi lain, ia juga mengaku tertekan adanya perbincangan di kalangan Istana soal seperti apa warna kulit anaknya nanti mengingat dirinya berasal dari komunitas kulit hitam.

Harry menyatakan dirinya dan Markle merasa terjebak di Kerajaan Inggris. Sebab, mereka tidak bebas melakukan apapun selain tugas-tugas yang sudah ditetapkan oleh Kerajaan Inggris. Harry bahkan menyebut kakak dan ayahnya, Pengeran William serta Pangeran Charles, pun terjebak dan tidak bisa kabur lagi karena kadung sudah menyelam terlalu jauh.

Ratu Elizabeth II mengomentari tuduhan-tuduhan Markle dan Harry. "Seluruh anggota keluarga Kerajaan Inggris sedih mengetahui betapa berat tantangan yang dihadapi oleh (Pangeran) Harry dan Meghan (Markle) beberapa tahun terakhir," ujar Ratu Elizabeth II.

Berikutnya: Pengadilan Malaysia Izinkan Umat Kristen Gunakan Kata Allah

<!--more-->

3. Pengadilan Malaysia Izinkan Umat Kristen Gunakan Kata Allah

Pemerintah Malaysia mengajukan banding atas keputusan Pengadilan Tinggi yang mengizinkan umat Kristen di sana menggunakan kata 'Allah' untuk merujuk pada Tuhan, 15 Maret 2021.

Pemerintah Malaysia merasa tidak puas dengan putusan itu. Pihak berwenang telah lama melarang umat Kristen menggunakan lafaz Allah. Mereka berdalih mengizinkan non-Muslim menggunakan kata "Allah" membingungkan dan bisa mempengaruhi Muslim untuk pindah agama.

Pengadilan Tinggi Malaysia memutuskan bahwa umat Kristen diizinkan menggunakan kata "Allah" dalam publikasi keagamaan untuk tujuan pendidikan. Tiga kata lain: Baitullah, Ka'bah, dan salat juga dapat digunakan dalam publikasi agama.

Dalam memberikan penilaiannya, Hakim Pengadilan Banding Nor Bee Ariffin mengatakan bahwa aturan tahun 1986 oleh kementerian dalam negeri yang melarang penggunaan empat kata itu oleh orang Kristen adalah ilegal dan tidak rasional

4. Joe Biden Langsung Serang Putin 2 Bulan setelah Berkuasa

Presiden AS Joe Biden secara tidak langsung menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pembunuh karena tudingan Amerika bahwa Rusia melakukan intervensi dalam Pilpres AS 2020, dalam sebuah wawancara 18 Maret 2021.

Menurut laporan intelijen Amerika, Putin mengarahkan upaya untuk mencoba memenangkan Donald Trump dalam pilpres AS melawan Joe Biden.

Laporan setebal 15 halaman, yang dirilis oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, menambahkan tuduhan lama bahwa beberapa orang dekat Trump bersekongkol dengan Moskow untuk memperkuat klaim yang dibuat terhadap calon Joe Biden oleh tokoh-tokoh Ukraina yang terkait dengan Rusia menjelang pemilihan presiden AS 3 November.

Laporan itu juga mengatakan ada temuan baru bahwa Putin mengawasi atau setidaknya menyetujui campur tangan Rusia dalam pilpres AS untuk menguntungkan Trump.

Joe Biden mengatakan bahwa dia telah memperingatkan Putin tentang kemungkinan pembalasan darinya selama panggilan telepon pada akhir Januari.

"Dia akan membayar harganya," kata Biden. "Kami mengobrol lama, dia dan saya, ketika kami, saya cukup mengenalnya. Dan percakapan dimulai, saya berkata, 'Saya mengenal Anda dan Anda mengenal saya. Jika saya memastikan ini terjadi, maka bersiaplah."

Berikutnya: Peringatan Taliban Akan Kuasai Afghanistan 2-3 Tahun Lagi Meleset

<!--more-->

Badan Intelijen Amerika CIA pada 27 Maret 2021 telah memperingatkan Presiden Joe Biden soal potensi Taliban mengambil alih seluruh Afghanistan dalam waktu 2-3 tahun apabila AS menarik seluruh pasukannya tanpa memastikan dulu adanya power-sharing antara pihak yang berperang, Afghanistan dan Taliban, pada .

Jika Taliban berhasil mengambil Afghanistan, menurut salah seorang sumber intelijen Amerika, maka organisasi pemberontak itu berpotensi membangun kembali organisasi ekstrim seperti Al Qaeda. Sebagaimana diketahui, Al Qaeda adalah kelompok teroris yang ikut bertanggung jawab atas peristiwa 9/11 WTC.

Kenyataannya, Taliban langsung menggulingkan pemerintahan Afghanistan ketika AS sedang berkemas menarik pasukannya pada pertengahan Agustus 2021

6. Empat WNI Sandera Abu Sayyaf Lolos

Empat WNI yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina selatan, berhasil kabur setelah perahu yang mengangkut mereka tenggelam. Mereka diculik sejak 16 Januari di perairan Tambisan, Sabah, Malaysia.

Adapun 1 WNI lainnya, atas nama La Baa sudah meninggal pada 28 September 2020 saat masih disandera.

Keempat WNI itu sudah kembali ke Tanah Air pada 23 Maret 2021. Mereka sebelumnya diselamatkan oleh Aparat Keamanan Filipina setelah terpisah di tengah laut saat kapal yang digunakan kelompok Abu Sayyaf untuk membawa sandera terbalik akibat gelombang laut.

Mereka berada di dalam kapal itu untuk menghindari pengejaran operasi gabungan Aparat Keamanan Filipina.

7. Samia Hassan Menjadi Presiden Wanita Tanzania

Samia Suluhu Hassan menjadi wanita pertama yang dilantik sebagai Presiden di Tanzania, 19 Maret 2021. Ia menggantikan John Magufuli, yang meninggal karena sakit.

Samia Hassan, 61 tahun, juga menjadi presiden pertama Tanzania yang lahir dari wilayah Zanzibar. Gaya kepemimpinan Hassan kemungkinan bakal bertolak belakang dengan Magufuli.

Mantan Presiden Magufuli dijuliki Bulldozer karena kebijakannya dikenal keras. Dia pernah menuai kritikan karena dinilai intoleransi dalam perbedaan pendapat, di mana hal ini disangkal oleh pemerintahnya.

Berita terkait

Profil Tanzania, Lawan Timnas Indonesia dalam Uji Coba Sebelum Kualifikasi Piala Dunia 2026

2 hari lalu

Profil Tanzania, Lawan Timnas Indonesia dalam Uji Coba Sebelum Kualifikasi Piala Dunia 2026

Duel Timnas Indonesia vs Tanzania nanti akan menjadi pertemuan kedua mereka sepanjang sejarah. Bagaimana profil tim asal benua Afrika tersebut?

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

7 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

12 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

15 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

15 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

24 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

25 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

31 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Syuting Serial Netflix, Pangeran Harry dan Meghan Markle Fokus Olahraga Polo

34 hari lalu

Syuting Serial Netflix, Pangeran Harry dan Meghan Markle Fokus Olahraga Polo

Pangeran Harry sedang bekerja keras untuk serial Netflix baru yang berfokus pada olahraga polo

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

36 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya