Organisasi Islam AS Pecat Pimpinan yang Menjadi Mata-Mata Kelompok Anti-Muslim

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 16 Desember 2021 11:27 WIB

Massa pro-Islam membawa poster berisi dukungan pada warga Muslim saat massa anti-Islam menggelar aksi menolak hukum Syariah di New York, AS, 10 Juni 2017. REUTERS/Stephanie Keith

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Persaudaraan Islam Amerika (CAIR), organisasi advokasi Muslim terbesar di AS, memecat kepala cabang organisasi itu di Ohio karena diduga berbagi informasi rahasia dengan organisasi anti-Muslim.

Sebuah rilis berita dari CAIR, Selasa, 14 Desember 2021, mengatakan direktur CAIR Ohio, Romin Iqbal, mengaku bekerja dalam Proyek Investigasi tentang Terorisme (IPT), sebuah kelompok yang menyebut kegiatan mereka sebagai "pusat data kelompok teroris Islam radikal".

"Pengkhianatan dan pelanggaran kepercayaan ini direncanakan dan bertujuan, berlangsung selama bertahun-tahun," kata para pemimpin CAIR dalam rilis berita terpisah, Rabu.

Iqbal mengarahkan permintaan komentar dari Reuters kepada pengacaranya, yang menolak berkomentar.

Pendiri IPT, Steven Emerson, memiliki "sejarah mempromosikan informasi palsu dan teori konspirasi tentang Islam dan Muslim," menurut proyek penelitian Universitas Georgetown tentang Islamofobia. Emerson dianggap sebagai aktivis anti-Muslim oleh Pusat Bantuan Hukum untuk Masyarakat Miskin Selatan (SPLC).

Advertising
Advertising

Dalam sebuah pernyataan, IPT menuduh CAIR memiliki hubungan dengan kelompok militan Palestina Hamas, dan mengatakan "tidak ragu untuk mengungkap dan secara terbuka mengekspos aktivitas Islam radikal di tanah Amerika oleh kelompok-kelompok seperti CAIR, yang mengancam keamanan nasional kita."

CAIR menyangkal bahwa mereka memiliki hubungan dengan Hamas.

Kantor nasional CAIR menyewa seorang spesialis forensik untuk menyelidiki bukti yang diterima tahun lalu bahwa IPT telah mencoba menyusup ke organisasi Muslim-Amerika seperti CAIR menggunakan orang dalam.

Pada bulan November, spesialis forensik itu melaporkan kepada CAIR bahwa Iqbal telah berbagi informasi, "termasuk percakapan yang direkam secara diam-diam, rencana strategis, dan email pribadi," dengan IPT, menurut siaran pers hari Selasa.

Bukti yang diterima CAIR tahun lalu juga menunjukkan bahwa IPT "berkomunikasi dengan dan memberikan bantuan kepada intelijen Israel dan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu," kata rilis berita itu.

Setelah pemecatan Iqbal, kantor CAIR-Ohio di Columbus juga menemukan "pembelian mencurigakan" baru-baru ini dari pengecer amunisi dan senjata dengan kartu kredit yang dikelola Iqbal, menurut Whitney Siddiqi, direktur urusan masyarakat untuk CAIR Ohio.

Siddiqi mengatakan CAIR tidak dapat mengkonfirmasi Iqbal melakukan pembelian, tetapi mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukum terhadap Iqbal atas dugaan pelanggaran tugasnya.

Pada Selasa, CAIR menerima paket yang berisi suku cadang senapan AR-15. Siddiqi mengatakan lembaga penegak hukum setempat sedang menyelidiki akuisisi senjata, dan bahwa FBI juga telah diberitahu.

Berita terkait

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

17 menit lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

1 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

16 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

16 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

17 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

17 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

20 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

20 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

1 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

2 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya