DPR AS Loloskan Undang-undang yang Melarang Impor dari Xinjiang

Reporter

Tempo.co

Rabu, 15 Desember 2021 11:00 WIB

Pagar pembatas dibangun di sekitar tempat yang secara resmi dikenal sebagai pusat pendidikan keterampilan kejuruan di Dabancheng di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, Cina, 4 September 2018. REUTERS/Thomas Peter

TEMPO.CO, Jakarta - DPR AS pada Selasa meloloskan undang-undang yang akan melarang impor dari wilayah Xinjiang Cina karena kekhawatiran tentang kerja paksa, bagian dari tekanan bertubi-tubi Washington atas perlakuan Beijing terhadap minoritas Muslim Uighur.

Langkah itu disahkan dengan suara bulat, setelah anggota parlemen menyetujui rancangan yang sudah dikompromikan, yang menghilangkan perbedaan antara RUU yang diperkenalkan di DPR dan Senat.

DPR AS pekan lalu meloloskan versi RUU itu, tetapi langkah itu gagal maju ke Senat. Tetapi Senat diperkirakan akan meloloskan versi kompromi segera setelah Rabu, mengirimkannya ke Gedung Putih, di mana Presiden Joe Biden mengatakan dia akan menandatanganinya menjadi undang-undang.

"Pemerintah akan bekerja sama dengan Kongres untuk menerapkan undang-undang ini guna memastikan rantai pasokan global bebas dari kerja paksa, sementara secara bersamaan bekerja ke rantai pasokan utama di darat dan ketiga pantai, termasuk semikonduktor dan energi bersih," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen kata Psaki, dikutip dari Reuters, 15 Desember 2021.

Partai Republik dan Demokrat di DPR dan Senat telah berdebat tentang undang-undang Uighur selama berbulan-bulan.

Advertising
Advertising

Kompromi tersebut membuat ketentuan yang menciptakan "praduga yang dapat dibantah" bahwa semua barang dari Xinjiang, di mana pemerintah Cina telah mendirikan jaringan kamp penahanan untuk Uighur dan kelompok Muslim lainnya, dibuat dengan kerja paksa dan untuk melarang impor semacam itu.

Cina menyangkal pelanggaran HAM di Xinjiang, yang memasok sebagian besar bahan dunia untuk panel surya, tetapi pemerintah AS dan banyak kelompok hak asasi mengatakan Beijing melakukan genosida di sana.

Partai Republik menuduh Demokrat Joe Biden memperlambat undang-undang larangan impor Xinjiang karena akan memperumit agenda energi terbarukan presiden, yang kemudian dibantah oleh Demokrat.

Baca juga: HAM PBB Akan Terbitkan Laporan Dugaan Penyiksaan pada Muslim Uyghur di Xinjiang

REUTERS

Berita terkait

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

35 menit lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Bertemu Pemerintah Belanda, JATAM Kaltim Beberkan Dugaan Pelanggaran HAM di IKN

5 jam lalu

Bertemu Pemerintah Belanda, JATAM Kaltim Beberkan Dugaan Pelanggaran HAM di IKN

JATAM Kaltim berharap negara lain tak menanam modal di IKN lantaran menilai pembangunan IKN telah banyak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

6 jam lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

14 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

1 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

1 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

1 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

1 hari lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya