Profesor Harvard Hadapi Dakwaan Sembunyikan Kerja Samanya dengan Cina
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Rabu, 15 Desember 2021 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Profesor Charles Lieber, pakar nanoteknologi Universitas Harvard, menghadapi persidangan dengan tuduhan telah berbohong kepada pihak berwenang AS tentang hubungannya dengan program rekrutmen yang dijalankan Cina dan menyembunyikan dana yang dia terima dari pemerintah Cina.
Seleksi juri dilaksanakan di pengadilan federal Boston, Selasa, 14 Desember 2021. Lieber adalah mantan ketua departemen kimia Harvard yang didakwa dalam kasus profil tertinggi akibat tindakan keras Amerika Serikat terhadap pengaruh Cina di universitas.
Lieber, 62 tahun, mengaku tidak bersalah atas enam sangkaan telah membuat pernyataan palsu dan penggelapan pajak. Pengacaranya, Marc Mukasey, mengatakan Lieber "tidak menyembunyikan apa pun, dan dia tidak dibayar seperti yang dituduhkan pemerintah."
Jaksa pada Januari 2020 memeriksa Lieber dalam kasus yang disebut "Inisiatif Cina" oleh Departemen Kehakiman AS. Ini merupakan upaya yang diluncurkan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk memerangi spionase ekonomi Cina dan pencurian penelitian.
Pemerintahan Presiden Joe Biden melanjutkan inisiatif tersebut, meskipun para penentangnya mengatakan upaya itu terlalu jauh dalam mengejar akademisi dan terlalu menargetkan warga negara Cina, sehingga menciptakan persepsi bias.
Pada kasus sebelumnya, yang melibatkan seorang profesor Tennessee, sidang dibatalkan dan terdakwa dibebaskan oleh hakim. Jaksa tahun ini menjatuhkan dakwaan terhadap enam peneliti.
Jaksa mengatakan Lieber pada 2011 menjadi "ilmuwan strategis" di Universitas Teknologi Wuhan dan berpartisipasi dalam inisiatif rekrutmen Cina yang disebut Program Seribu Bakat.
Pihak berwenang AS mengatakan Cina menggunakan program tersebut untuk menarik para peneliti asing berbagi pengetahuan mereka dengan Cina dengan imbalan fasilitas termasuk dana penelitian.
Sebagai bagian dari program, universitas Wuhan memberi Lieber lebih dari 1,5 juta dolar untuk mendirikan laboratorium Cina dan setuju untuk membayarnya 50.000 dolar per bulan ditambah 150.000 dolar untuk biaya hidup tahunan.
Jaksa mengatakan Lieber berbohong kepada penyelidik tentang keterlibatannya dalam program tersebut dan juga menyesatkan Harvard, yang pada 2019 mengatakan kepada National Institutes of Health bahwa dia tidak terlibat dengan itu.
REUTERS