Kejam, Tentara Myanmar Dituduh Bakar 11 Warga Hidup-hidup Sebelum Tembak Mati

Reporter

Tempo.co

Rabu, 8 Desember 2021 19:33 WIB

Tentara berdiri di luar Bank Sentral Myanmar selama protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Myanmar telah dituduh mengumpulkan 11 orang di sebuah desa di Myanmar sebelum menembak dan membakar tubuh mereka. Kejadian kejam itu diungkapkan penduduk setempat dan laporan media.

Sisa-sisa tubuh manusia yang hangus terbakar ditemukan di sebuah desa di Sagaing. Di wilayah tersebut terjadi pertempuran sengit antara pasukan keamanan dan milisi yang dibentuk oleh penentang militer yang berkuasa mulai 1 Februari. Saat dibakar, korban masih hidup.

Dalam rekaman video, peristiwa mayat-mayat yang terbakar beredar di media sosial. Gambar-gambarnya dipublikasikan oleh beberapa media termasuk portal berita Myanmar Now.

Seorang pekerja sukarelawan yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa pasukan telah memasuki desa Don Taw pada Selasa pagi. Korban tewas sekitar pukul 11 pagi hari itu.

"Pasukan itu secara brutal membunuh siapa saja yang bisa mereka temukan," kata sukarelawan tersebut. Tidak dijelaskan apakah korban adalah anggota milisi atau warga sipil biasa.

Advertising
Advertising

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi pada Februari. Sejak itu protes meluas. Pasukan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) yang menentang junta militer terbentuk untuk menghadapi tentara.

Kyaw Wunna, seorang anggota PDF mengatakan bahwa pasukan tiba dengan menembakkan senjata. Sebelum dibunuh, ke-11 orang itu dibawa ke sebuah lapangan dekat desa.

Pekerja sukarelawan bantuan lainnya mengatakan sekitar 3.000 orang telah melarikan diri dari lima desa di daerah itu. Mereka bersembunyi, takut akan lebih banyak penangkapan dan pembunuhan.

Seorang kerabat mengatakan, salah satu korban tewas, Htet Ko, adalah seorang mahasiswa berusia 22 tahun. Ia bukan anggota milisi dan tidak bersenjata.

"Ini tidak manusiawi. Saya merasakan sakit yang dalam di hati saya," kata kerabatnya. Htet Ko mencoba melarikan diri, tetapi terluka oleh tembakan senjata.

Dr Sasa, juru bicara pemerintah sipil bayangan Myanmar yang dibentuk setelah kudeta, menuduh para korban telah dicambuk, disiksa, dan dibakar hidup-hidup. Dalam sebuah posting di media sosial, dia menyebutkan semua korban adalah laki-laki, termuda berusia 14 tahun.

"Serangan-serangan mengerikan ini menunjukkan bahwa militer tidak menghargai kesucian hidup manusia," katanya.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok pemantau yang dikutip oleh PBB, mengatakan lebih dari 10.700 warga sipil telah ditahan. Sebanyak 1.300 dibunuh oleh pasukan keamanan sejak militer Myanmar merebut kekuasaan.

Baca: Junta Myanmar Pangkas Hukuman Aung San Suu Kyi Jadi Dua Tahun Penjara

REUTERS

Berita terkait

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

11 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

1 hari lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 hari lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

2 hari lalu

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

PKS diprediksi bakal menjadi partai di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

3 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

3 hari lalu

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

5 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya