Junta Myanmar Makin Brutal, Tabrak Pengunjuk Rasa dengan Mobil Militer

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 5 Desember 2021 17:37 WIB

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Lima orang tewas dan sedikitnya 15 ditangkap setelah pasukan Junta Myanmar menabrakkan mobil ke pengunjuk rasa anti-kudeta di Yangon, Minggu pagi, 5 Desember 2021.

Saksi mata di tempat kejadian mengatakan kepada Reuters, puluhan orang terluka dalam aksi brutal aparat di Yangon itu. Foto dan video di media sosial menunjukkan kendaraan yang menabrak pengunjuk rasa dan mayat tergeletak di jalan.

Protes lain diadakan di Yangon pada sore hari meskipun terjadi kekerasan di pagi hari.

Protes anti-militer terus berlanjut meskipun sudah 1.300 orang pengunjuk rasa tewas sejak kudeta 1 Februari. Protes seringkali dilakukan kelompok kecil menyuarakan penentangan terhadap penggulingan pemerintahan terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi dan kembalinya kekuasaan militer.

Pemerintah bayangan oposisi mengatakan sangat sedih melihat pengunjuk rasa damai jatuh dan ditembak mati.

Advertising
Advertising

"Kami akan sangat menanggapi militer teroris yang bertindak brutal, tidak manusiawi, membunuh para pengunjuk rasa damai yang tidak bersenjata," kata kementerian pertahanan Pemerintah Persatuan Nasional dalam sebuah pernyataan di media sosial setelah serangan hari Minggu.

Dalam insiden itu, protes "flash mob" di Yangon, kota terbesar Myanmar, dihadang beberapa menit setelah dimulai, kata saksi mata.

“Saya tertabrak dan jatuh di depan mobil. Seorang tentara memukuli saya dengan senapannya tetapi saya melawan dan mendorongnya. Kemudian dia langsung menembak saya karena saya lari dengan pola zig-zag. Untung saya lolos," kata seorang pengunjuk rasa yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Sebuah mobil tentara menabrak kerumunan dari belakang, kata dua saksi, dan mengejar pengunjuk rasa yang tersebar lalu menangkap dan memukuli mereka. Beberapa warga sipil terluka parah di kepala dan tidak sadarkan diri, menurut para saksi.

Seorang juru bicara junta yang berkuasa tidak menjawab telepon yang meminta komentar pada hari Minggu.

Militer sebelumnya mengatakan bahwa pengunjuk rasa itu menghasut warga untuk melakukan kekerasan. Militer berdalih melakukan kudeta karena pemilihan November 2020 yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi dicurangi. Komisi pemilihan telah menolak pernyataan itu.

Aung San Suu Kyi, 76 tahun, menghadapi belasan kasus di pengadilan dengan berbagai dakwaan termasuk penghasutan dan pelanggaran protokol Covid-19. Dia menolak semua tuduhan sampai saat ini.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya