Muncul Varian Baru Covid-19, Inggris Larang Penerbangan dari 6 Negara Afrika

Reporter

Tempo.co

Jumat, 26 November 2021 14:43 WIB

Orang-orang berjalan di stasiun Waterloo, di tengah pandemi penyakit coronavirus (COVID-19), London, Inggris, 19 Juli 2021. [REUTERS/Peter Nicholls]

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris mengatakan prihatin dengan penyebaran varian virus Covid-19 yang baru diidentifikasi di Afrika Selatan. Varian baru ini kemungkinan membuat vaksin kurang efektif dan membahayakan dalam upaya memerangi pandemi.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan varian, yang disebut B.1.1.529, memiliki protein lonjakan yang sangat berbeda dengan virus corona asli yang menjadi dasar vaksin Covid-19. "Ini adalah varian paling signifikan yang kami temui. Penelitian mendesak sedang dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang penularan, tingkat keparahan, dan kerentanannya terhadap vaksin," kata Kepala Eksekutif UKHSA Jenny Harries dikutip dari Reuters.

Varian ini pertama kali diidentifikasi pada awal minggu ini. Untuk menghindari penyebaran varian baru itu, Inggris segera memberlakukan pembatasan perjalanan dari Afrika Selatan dan lima negara tetangga.

"Apa yang kami ketahui adalah ada sejumlah besar mutasi, mungkin dua kali lipat dari varian Delta," kata Menteri Kesehatan Sajid Javid.

Varian baru itu, kata Javid, kemungkinan lebih menular. "Vaksin yang kita miliki saat ini mungkin kurang efektif."

Advertising
Advertising

Inggris mengumumkan untuk sementara melarang penerbangan dari Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho dan Eswatini mulai Jumat. Pelancong Inggris yang kembali dari negara-negara tersebut harus dikarantina.

Javid mengatakan perlu lebih banyak data tentang varian itu. Namun pembatasan perjalanan diperlukan sebagai tindakan pencegahan.

Para ilmuwan mengatakan diperlukan studi laboratorium untuk menilai kemungkinan mutasi yang menyebabkan berkurangnya kemanjuran vaksin.

Sebelumnya pada Kamis, para ilmuwan Afrika Selatan mengatakan telah mendeteksi varian Covid-19 baru dalam jumlah kecil. Para ilmuwan itu sedang bekerja untuk memahami implikasinya.

Varian ini juga telah ditemukan di Botswana dan Hong Kong. Namun Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan tidak ada kasus yang terdeteksi di Inggris.

Ahli epidemiologi Imperial College London Neil Ferguson mengatakan bahwa B.1.1.529 memiliki jumlah mutasi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada protein lonjakan. Mutasi ini mendorong kenaikan kasus Covid-19 di Afrika Selatan.

"Langkah pemerintah untuk membatasi perjalanan dengan Afrika Selatan, adalah bijaksana," katanya.

"Namun kami bisa memperkirakan sejauh mana B.1.1.529 lebih menular atau resisten terhadap vaksin. Terlalu dini untuk menilainya berbasis bukti tentang risikonya," ujar dia.

Baca:Ilmuwan di Afsel Bicara Covid-19 Varian Terbaru, Mutasi Lebihi Varian Delta

REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

11 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

18 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

4 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya