Joe Biden Undang Taiwan ke KTT Demokrasi, Cina Marah

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 25 November 2021 09:55 WIB

Ekspresi Presiden Joe Biden saat mendengarkan Pemimpin Cina Xi Jinping berbicara saat pertemuan virtual di Gedung Putih, Washington, 16 November 2021. Pertemuan ini juga membahas menangani bidang-bidang yang menjadi perhatian Washington, termasuk hak asasi manusia dan isu-isu lain di kawasan Indo-Pasifik. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Undangan Amerika Serikat kepada Taiwan ke KTT untuk Demokrasi bulan depan, membuat marah Cina, yang memandang pulau yang diperintah secara demokratis itu sebagai wilayahnya.

Ini merupakan ujian pertama bagi Presiden Joe Biden, yang mengumumkan tekadnya mengembalikan Amerika Serikat ke kepemimpinan global untuk menghadapi kekuatan otoriter yang dipimpin oleh Cina dan Rusia. .

Ada 110 peserta dalam daftar undangan Departemen Luar Negeri AS untuk acara virtual pada 9 dan 10 Desember 2021, yang bertujuan untuk membantu menghentikan kemunduran demokrasi dan erosi hak dan kebebasan di seluruh dunia. Daftar peserta tersebut tidak termasuk Cina atau Rusia.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan pemerintahnya akan diwakili oleh Menteri Digital Audrey Tang dan Hsiao Bi-khim, duta besar Taiwan di Washington.

"Undangan pada kami untuk berpartisipasi dalam 'KTT untuk Demokrasi' merupakan penegasan dari upaya Taiwan mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia selama ini," kata kementerian, seperti dikutip Reuters, Kamis, 25 November 2021.

Advertising
Advertising

Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan "sangat menentang" undangan tersebut.

"Tindakan AS menunjukkan demokrasi hanyalah kedok dan alat untuk memajukan tujuan geopolitiknya, menindas negara lain, memecah belah dunia dan melayani kepentingannya sendiri," kata juru bicara kementerian Zhao Lijian kepada wartawan di Beijing.

Undangan untuk Taiwan datang ketika Cina telah meningkatkan tekanan pada sejumlah negara untuk menurunkan atau memutuskan hubungan dengan pulau itu, yang dianggap oleh Beijing tidak memiliki hak mengaku sebagai negara merdeka.

Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri mengatakan Beijing tidak berhak berbicara untuk itu.

Perbedaan tajam atas Taiwan bertahan selama pertemuan virtual awal bulan ini antara Biden dan Presiden Cina Xi Jinping.

Sementara Biden menegaskan kembali dukungan lama AS untuk kebijakan "Satu Cina" di mana ia secara resmi mengakui Beijing daripada Taipei, dia juga mengatakan "sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Gedung Putih.

Xi mengatakan bahwa orang-orang di Taiwan yang mencari kemerdekaan, dan pendukung mereka di Amerika Serikat, "bermain dengan api", menurut kantor berita negara Xinhua.

Kelompok hak asasi mempertanyakan apakah KTT Biden untuk Demokrasi dapat mendorong para pemimpin dunia yang diundang, beberapa dituduh menyembunyikan kecenderungan otoriter, untuk mengambil tindakan berarti.

Daftar Departemen Luar Negeri AS menunjukkan acara tersebut akan dihadiri negara dengan demokrasi matang seperti Prancis dan Swedia, tetapi juga negara-negara seperti Filipina, India dan Polandia, di mana para aktivis mengatakan demokrasi berada di bawah ancaman.

Di Asia, beberapa sekutu AS seperti Jepang dan Korea Selatan diundang, sementara yang lain seperti Thailand dan Vietnam tidak. Absen penting lainnya adalah sekutu AS Mesir dan anggota NATO Turki. Perwakilan dari Timur Tengah akan tipis, dengan hanya Israel dan Irak yang diundang.

Indonesia termasuk yang diundang dalam KTT Demokrasi ini.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

6 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

6 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

7 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

8 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

3 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya