Inggris Cap Hamas Kelompok Teroris: Hizbullah Meradang, Israel Senang

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 21 November 2021 11:09 WIB

Milisi Hamas membawa roket saat mengikuti unjuk rasa anti-Israel di Khan Younis, Gaza Strip, 27 Mei 2021. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Hizbullah Lebanon mengutuk keputusan Inggris yang memasukkan kelompok perjuangan Palestina Hamas sebagai organisasi teroris.

Sementara Israel, menyambut baik keputusan Inggris itu. Selama ini, Hamas menjadi musuh utama Israel dalam upayanya bertahan di tanah pendudukan Palestina.

Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel pada hari Jumat menyatakan Hamas sebagai organisasi terlarang. Sikap terhadap penguasa Gaza ini sejalan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.

"Hamas memiliki kemampuan teroris yang signifikan, termasuk akses ke persenjataan yang luas dan canggih, serta fasilitas pelatihan teroris," kata Patel dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Sabtu, 20 November 2021.

"Itulah sebabnya hari ini saya bertindak untuk melarang Hamas secara keseluruhan."

Advertising
Advertising

Organisasi itu akan dilarang di bawah Undang-Undang Terorisme dan siapa pun yang menyatakan dukungan untuk Hamas, mengibarkan benderanya atau mengatur pertemuan untuk organisasi itu di wilayah Inggris, akan melanggar hukum. Patel diperkirakan akan mempresentasikan perubahan itu ke parlemen minggu depan.

Hamas memiliki sayap politik dan militer. Didirikan pada 1987, organisasi ini aktif menentang keberadaan Israel dan pembicaraan damai, dengan menganjurkan "perlawanan bersenjata" terhadap pendudukan Israel atas wilayah Palestina.

Sebelumnya, Inggris hanya melarang sayap militer Hamas yang bernama Brigade Izz al-Din al-Qassam.

Pejabat politik Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan langkah Inggris menunjukkan "bias mutlak terhadap pendudukan Israel dan tunduk pada pemerasan dan dikte Israel".

"Menolak pendudukan dengan segala cara yang tersedia, termasuk perlawanan bersenjata, adalah hak yang diberikan kepada orang-orang yang berada di bawah pendudukan sebagaimana dinyatakan oleh hukum internasional," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Misi Palestina untuk Inggris, yang mewakili Otoritas Palestina yang didukung Barat, juga mengutuk langkah pemerintah Inggris tersebut.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyambut baik keputusan itu, dengan mengatakan di Twitter, "Hamas adalah organisasi teroris, sederhananya. 'lengan politik' memungkinkan aktivitas militernya."

Hamas dan Israel bentrok baru-baru ini dalam konflik 11 hari yang mematikan pada bulan Mei. Selama perlawanan Palestina dua dekade lalu, pembom bunuh diri Hamas menewaskan ratusan orang Israel, sebuah kampanye yang didukung secara terbuka oleh sayap politiknya.

Pada 2017 Patel dipaksa mengundurkan diri sebagai menteri pembangunan internasional Inggris setelah dia menolak mengungkapkan pertemuan dengan pejabat senior Israel selama liburan pribadi ke negara itu, termasuk pemimpin oposisi saat itu Yair Lapid.

Lapid, sekarang menteri luar negeri Israel, memuji keputusan Patel soal Hamas sebagai "bagian dari memperkuat hubungan dengan Inggris".

Hamas ada dalam daftar organisasi teroris asing AS. Uni Eropa juga menganggapnya sebagai gerakan teroris.

Berbasis di Gaza, Hamas memenangkan pemilihan parlemen Palestina 2006, mengalahkan Fatah. Mereka merebut kendali militer atas Gaza pada tahun berikutnya.

Berita terkait

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

8 jam lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

9 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

11 jam lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

13 jam lalu

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

14 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

14 jam lalu

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

Hamas merilis video terbaru dua sandera yang masih hidup dan sehat.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

15 jam lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

19 jam lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

20 jam lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

21 jam lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya