Hari Ini 42 Tahun Lalu: Krisis Sandera Iran, Buntut Ketegangan dengan AS

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 4 November 2021 17:47 WIB

Foto Ayatollah Khomeini dan slogan anti-Amerika yang dibawa pengunjuk rasa saat aksi di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran, November 1979. AP

TEHERAN -Hari ini pada tahun 1979, sekelompok mahasiswa Iran menduduki kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ibu Kota Teheran dan menyandera 66 orang.

Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan krisis sandera Iran.

Melansir History, salah satu pemicu krisis adalah keputusan Presiden Jimmy Carter yang mengijinkan Shah Pahlavi, mantan penguasa yang pro-Barat yang telah diusir dari negaranya, untuk menerima perawatan kanker di Amerika Serikat.

Namun, penyanderaan tersebut juga dijadikan cara bagi para mahasiswa untuk menyatakan pemutusan dengan masa lalu Iran dan mengakhiri campur tangan Amerika Serikat.

Mereka juga ingin meningkatkan profil intra dan internasional dari ulama anti-Amerika sekaligus pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Ketegangan antara Iran dan Amerika memang sudah berlangsung sejak setengah abad sebelum 1979. Sumber ketegangan tersebut berasal dari konflik perebutan minyak.

Mulanya, sebagian besar cadangan minyak Iran dikuasai oleh perusahaan-perusaahan Amerika dan Inggris. Pada 1951, perdana menteri Iran yang baru, Muhammad Mossadegh, mengumumkan rencana untuk menasionalisasi industri minyak.

Advertising
Advertising

Merespon kebijakan tersebut, Badan Intejen Pusat Amerika (CIA) bekerja sama dengan Dinas Intelijen Rahasia Inggris (MI6) untuk mengatur kudeta terhadap pemerintahan Mosaddegh.

Pada 1953, Mohammed Reza Shah Pahlavi dilantik sebagai pengganti Mosaddegh. Shah lalu menerima imbalan puluhan juta dolar bantuan asing untuk mengembalikan 80 persen cadangan minyak Iran ke Amerika dan Inggris. Dirinya juga diketahui sebagai seorang diktator brutal yang memiliki polisi rahasia yang telah menyiksa dan membunuh ribuan orang.

Banyak orang Iran merasa muak terhadap pemerintahan Shah dan intervensi Amerika. Di bawah pimpinan Ayatollah Khomeni, masyarakat Iran melakukan revolusi untuk menggulingkan pemerintahannya.

Pada Juli 1979, Shah akhirnya lengser dan melarikan diri ke Mesir. Pada 4 November 1979, setibanya ia untuk perawatan di New York, krisis sandera Iran terjadi.

Sebanyak 13 sandera dibebaskan setelah beberapa saat. Mereka adalah wanita, orang Afrika-Amerika dan warga negara selain Amerika. Selang tidak beberapa lama, sandera ke-14 juga dibebaskan karena mengalami masalah kesehatan.

Hingga tahun 1980, 52 sandera masih berada di komplek kedutaan. Manuver politik tidak mempan untuk membebaskan mereka dari para mahasiswa pro-Ayatollah. Misi penyelamatan yang dinamakan Eagle Claw pun gagal setelah beberapa helikopter AS mengalami kecelakaan karena badai pasir gurun dan menewaskan delapan perajurit.

Ketidakmampuan Presiden Carter dalam menyelesaikan krisis sandera Iran diduga menjadi alasan kekalahannya dalam pemilu 1980. Para sandera yang tersisa baru dibebaskan pada 21 Januari 1981, beberapa jam setelah pelantikan Presiden Ronald Reagan. Total lama waktu mereka ditahan adalah 444 hari.

SITI NUR RAHMAWATI
Baca : Covid-19 Bertambah, Otoritas Iran Perpanjang Pembatasan Kegiatan Publik

Berita terkait

BREAKING NEWS: Helikopter yang Bawa Presiden Iran Mendarat Darurat, Tim SAR Masih Mencari Raisi

5 jam lalu

BREAKING NEWS: Helikopter yang Bawa Presiden Iran Mendarat Darurat, Tim SAR Masih Mencari Raisi

Helikopter yang mengangkut Presiden Iran Ebrahim Raisi dikabarkan mendarat darurat. Upaya penyelamatan belum berhasil.

Baca Selengkapnya

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

12 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

13 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

15 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

2 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

2 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya