Cina: Tuduhan Asal-usul Virus Corona dari Laboratorium Wuhan Tidak Kredibel

Reporter

Tempo.co

Senin, 1 November 2021 13:00 WIB

Pekerja menyemprot tanah dengan disinfektan di pasar Baishazhou selama kunjungan tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ditugaskan untuk menyelidiki asal-usul virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 31 Januari 2021. [REUTERS/Thomas Peter]

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin pada Ahad menanggapi laporan intelijen AS tentang asal-usul virus corona, mengatakan tuduhan bahwa pandemi Covid-19 berasal dari laboratorium tidak ilmiah dan tidak memiliki kredibilitas.

Pengarahan intelijen AS yang diperbarui, yang diterbitkan pada Sabtu, mengatakan bahwa asal-usul alami dan kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang masuk akal untuk menjelaskan bagaimana SARS-CoV-2, virus yang bertanggung jawab atas COVID-19, menginfeksi manusia pertama kali, tetapi kebenarannya tidak akan pernah diketahui.

Dalam tanggapan hari Minggu di situs web Kementerian Luar Negeri Cina, Wang mengatakan "kebohongan yang diulang seribu kali tetaplah kebohongan". Ia mengatakan dinas intelijen AS memiliki reputasi untuk menipu.

"Penelusuran asal-usul virus corona baru adalah masalah serius dan kompleks yang harus dan hanya dapat diteliti melalui kerja sama ilmuwan global," katanya, dikutip dari Reuters, 1 November 2021.

Cina berulang kali membantah tuduhan virus itu bocor dari laboratorium virologi Wuhan, tempat Covid-19 pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019.

Advertising
Advertising

Wang juga mengulangi seruan Cina agar Amerika Serikat membuka akses laboratoriumnya sendiri di Fort Detrick kepada para ahli internasional.

Sebuah studi bersama oleh Cina dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diterbitkan tahun ini mengesampingkan teori bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium, dengan mengatakan bahwa hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa virus itu menginfeksi manusia secara alami, kemungkinan besar melalui perdagangan satwa liar.

Kritikus mengatakan penelitian itu gagal menyelidiki laboratorium Wuhan dan tidak memeriksa data mentah yang diperlukan untuk memahami rute penularan awal virus, menurut Reuters.

WHO bulan lalu membentuk Scientific Advisory Group on Pandemic Origins (SAGO) dan meminta Cina untuk menyediakan data mentah untuk membantu penyelidikan baru. Cina telah menolak, mengutip aturan privasi pasien.

Dalam sebuah surat terbuka kepada Direktur Jenderal WHO Tedros pekan lalu, sekelompok ilmuwan yang kritis terhadap organisasi tersebut mengatakan meskipun mereka menyambut baik penyelidikan baru tentang asal-usul virus corona, komposisi panel SAGO yang diusulkan tidak memiliki keterampilan dan ketidakberpihakan.

Baca juga: Badan Intelijen AS: Asal-usul Virus Corona Tidak Akan Pernah Diketahui

REUTERS

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

3 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

12 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

13 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

16 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

16 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

17 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

23 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya