Penelitian Terbaru: Antidepresan Rp60 Ribu Bisa Kurangi Keparahan Covid-19

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 28 Oktober 2021 19:55 WIB

Ilustrasi perawatan pasien Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru menemukan obat antidepresan murah dapat mengurangi risiko penyakit Covid-19 parah pada hampir sepertiga orang yang berisiko tinggi.

Para peneliti menguji obat antidepresan yang biasa digunakan untuk depresi dan gangguan obsesif-kompulsif karena diketahui bisa mengurangi peradangan dan tampak menjanjikan.

Obat, yang dijual dengan merek Luvox, adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), kata Dr. Angela Reiersen, seorang profesor psikiatri di Universitas Washington di St. Louis yang mengerjakan penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam The Lancet Global Health.

Menurut ABC News, Kamis, 28 Oktober 2021, para peneliti telah membagikan hasilnya pada Institut Kesehatan Nasional AS, yang menerbitkan pedoman pengobatan, dan mereka mengharapkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

“Jika WHO merekomendasikan ini, Anda akan melihatnya dipergunakan secara luas,” kata peneliti Dr. Edward Mills dari McMaster University di Hamilton, Ontario, dan menambahkan bahwa banyak negara miskin memiliki obat ini. “Kami berharap ini akan menyebabkan banyak nyawa diselamatkan.”

Advertising
Advertising

Pil, yang disebut fluvoxamine, hanya akan menghabiskan sekitar biaya 4 dolar AS atau tak sampai Rp60 ribu untuk satu dosis pengobatan Covid-19.

Sebagai perbandingan, perawatan antibodi IV berharga sekitar $2.000 dan pil antivirus eksperimental Merck untuk COVID-19 adalah sekitar $700 per dosis. Beberapa ahli memperkirakan berbagai perawatan pada akhirnya akan digunakan dalam kombinasi untuk melawan virus corona.

Para peneliti menguji antidepresan ini pada hampir 1.500 pasien terpapar virus corona Brasil yang berisiko sakit parah karena masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes. Sekitar setengah minum antidepresan di rumah selama 10 hari, sisanya mendapat pil dummy. Mereka dilacak selama empat minggu untuk melihat siapa yang harus dirawat di rumah sakit atau menghabiskan waktu lama di ruang gawat darurat ketika rumah sakit penuh.

Pada kelompok yang menggunakan obat tersebut, 11% membutuhkan rawat inap atau perpanjangan rawat inap di UGD, dibandingkan dengan 16% dari mereka yang menggunakan pil tiruan.

Hasil penelitian ini membuat ahli independen yang memantau penelitian merekomendasikan untuk menghentikannya lebih awal karena hasilnya jelas.

Pertanyaan tetap tentang dosis terbaik, apakah pasien dengan risiko lebih rendah juga bisa mendapat manfaat dan apakah obat ini harus dikombinasikan dengan perawatan lain.

Proyek yang lebih besar sedang meneliti delapan obat yang ada untuk melihat apakah dapat bekerja melawan virus pandemi. Proyek ini masih menguji obat hepatitis, tetapi yang lainnya – termasuk metformin, hydroxychloroquine dan ivermectin – belum berhasil.

Obat generik murah dan obat terapi Covid-19 Merck bekerja dengan cara yang berbeda dan "mungkin saling melengkapi," kata Dr. Paul Sax dari Brigham and Women's Hospital dan Harvard Medical School, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Awal bulan ini, Merck meminta regulator di AS dan Eropa untuk mengesahkan pil antivirusnya.

Menurut CNN, obat terkait yaitu Prozac atau fluoxetine, yang juga murah dan tersedia lebih luas, harus dipelajari untuk melihat apakah itu bisa membantu pasien Covid-19.

"Sekarang penting untuk menentukan apakah ada efek dan apakah obat ini dapat digunakan secara bergantian untuk Covid-19," tulis peneliti itu dalam laporan mereka.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

13 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

6 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya