Krisis Afghanistan Memburuk, Taliban Terpaksa Bayar Buruh Pakai Gandum

Reporter

Tempo.co

Kamis, 28 Oktober 2021 07:30 WIB

Seorang pria Afghanistan menghitung uangnya setelah mata uang Afghanistan menghadapi devaluasi di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Krisis ekonomi Afghanistan yang semakin parah dan persediaan uang yang menipis telah memaksa Taliban membayar buruh dengan gandum.

Bagi buruh harian Kabul, Khan Ali, yang berjuang untuk menghidupi enam anggota keluarganya sejak kehilangan pekerjaan sebagai pedagang pasar, hidup menjadi begitu sulit sehingga dia menerima tawaran dari pemerintah Taliban yang kekurangan uang untuk membayarnya dengan gandum daripada mata uang afghani.

"Untuk saat ini ini bagus, setidaknya kami tidak akan mati kelaparan," kata pria berusia 43 tahun itu kepada Reuters, dikutip 28 Oktober 2021.

PBB memperkirakan hanya 5% rumah tangga Afghanistan yang bisa makan secara teratur. Pemerintah memberi 10 kg gandum yang tidak digiling sehari untuk menggaji pekerja yang mengelola sistem air dan drainase kota.

"Tentu saja tidak cukup, tetapi dalam situasi ini di mana semua orang Afghanistan mengeluh tentang kurangnya pekerjaan dan kemiskinan, ini bagus," kata Ali, mantan pedagang pasar yang terpaksa menjual gerobak yang dia gunakan di pasar utama Kabul ketika krisis ekonomi semakin parah.

Advertising
Advertising

Bantuan internasional sebagian besar telah hilang setelah penarikan pasukan asing dan kemenangan Taliban pada Agustus. Antrean panjang terlihat di luar bank-bank Afghanistan.

Bagi mereka yang memiliki rekening bank dan uang, penarikan tunai telah dijatah menjadi 20.000 afghani atau US$200 (Rp2,8 juta) seminggu untuk membantu mengelola persediaan uang yang semakin menipis.

"Tidak ada harapan besar yang tersisa untuk hidup di Afghanistan," kata warga lain bernama Abdul, yang juga mendapatkan pekerjaan yang dibayar dengan gandum tetapi memilih untuk tidak menyebutkan nama lengkapnya.

"Bagaimanapun dunia kita hancur, sekarang yang tersisa bagi kita hanyalah bertahan hidup," katanya pasrah.

Meskipun dia memiliki sedikit kepercayaan pada kemampuan pemerintah Taliban untuk menguasai krisis, dia juga menganggap dirinya di antara orang-orang yang beruntung.

"Ada ribuan seperti saya, menunggu kesempatan untuk memiliki pekerjaan yang saya miliki ini," katanya.

"Kemiskinan, pengangguran, dan keputusasaan telah memukul rakyat kami dengan keras. Tuhan tahu apa yang akan terjadi, saya pikir hari-hari yang sangat sulit akan datang."

Melewati sistem keuangan yang hampir runtuh, para pejabat pada Ahad mengumumkan program pekerjaan umum di mana 66.000 ton gandum akan didistribusikan kepada buruh yang mengisi 44.000 pekerjaan atau 44.000 buruh.

Sebagian besar pekerjaan akan melibatkan membangun pertahanan terhadap banjir bandang yang melanda Kabul di musim hujan, dan menggali parit untuk menyalurkan air ke muka air tanah yang sangat menipis.

Negara-negara tetangga telah menyumbangkan ribuan ton gandum untuk membantu Afghanistan menangani krisis kemanusiaan, tetapi penggunaan gandum sebagai alat pembayaran menandai betapa parah tingkat kehancuran ekonomi.

Sekitar US$9 miliar (Rp127 triliun) cadangan bank sentral Afghanistan dibekukan di luar negeri dan penyeberangan perdagangan utama telah diblokir selama berminggu-minggu, menghancurkan ekspor dan menghilangkan jutaan dolar pendapatan bea cukai dari pemerintah.

Baca juga: Sedih, Orangtua di Afghanistan Jual Bayi Rp 7 Juta Agar Bisa Makan

REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

1 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

6 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Inilah 7 Mata Uang dengan Nilai Tukar Tertinggi di Dunia

6 hari lalu

Inilah 7 Mata Uang dengan Nilai Tukar Tertinggi di Dunia

Meskipun daftar ini dapat berubah seiring waktu, sejumlah mata uang ini tetap menjadi pilihan yang stabil dan kuat dalam ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

14 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

20 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

Rupiah Kian Melemah, Pengamat Soroti Imbasnya terhadap Kenaikan Harga Impor

22 hari lalu

Rupiah Kian Melemah, Pengamat Soroti Imbasnya terhadap Kenaikan Harga Impor

Hampir tidak ada sentimen positif yang dapat mendukung penguatan rupiah.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

42 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

59 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya