Sedih, Orangtua di Afghanistan Jual Bayi Rp 7 Juta Agar Bisa Makan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 27 Oktober 2021 12:25 WIB

Seorang pria berjalan melewati seorang wanita Afghanistan yang mengenakan burqa memohon untuk mendapatkan uang di sebuah jalan di Kabul, Afghanistan 23 Oktober 2021. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan anak kembali terjadi di Afghanistan. Seorang bayi perempuan dijual US$ 500 atau Rp 7 juta oleh orangtuanya. Uang tersebut digunakan untuk memberi makan saudara-saudara sang bayi yang kelaparan.

Keluarga Afghanistan yang kelaparan dan putus asa menjual anak-anak mereka untuk mendapatkan uang. Ekonomi Afghanistan kian rapuh setelah Taliban menguasai negara tersebut pada Agustus lalu.

Dikutip dari Daily Mail, wartawan BBC Yogita Limaye melakukan perjalanan ke sebuah desa di luar Herat. Ia mewawancarai seorang ibu yang menjual bayi perempuannya seharga $500 untuk membeli makanan anak-anaknya yang lain.

Pembeli bayi perempuan tersebut adalah seorang pria yang tidak disebutkan namanya. Ia ingin membesarkan bayi itu dan suatu saat akan dinikahkan dengan putranya. Namun tak ada jaminan bahwa rencana itu benar-benar akan dilaksanakan.

Si pembeli membayar uang muka sebesar US$ 250. Uang muka tersebut cukup untuk membeli makan satu keluarga selama beberapa bulan.

Sisa uang akan dibayarkan saat si bayi sudah bisa berjalan. "Anak-anak saya yang lain yang lebih besar sekarat sehingga kami harus menjual putri saya," kata ibu dari anak itu. "Bagaimana aku tidak sedih? Dia adalah anak saya. Saya berharap saya tidak harus menjual putri saya."

Advertising
Advertising

Afghanistan dilanda krisis pangan yang parah. Selain itu negara yang kini dikuasai Taliban tersebut juga kekurangan obat-obatan menjelang musim dingin.

Perserikatan Bangsa-bangsa telah mengingatkan krisis kemanusiaan parah yang terjadi di Afghanistan. Jutaan warga termasuk anak-anak bisa mati kelaparan dan Afghanistan berada di ambang kehancuran. PBB juga telah meminta agar dana Afghanistan yang dibekukan bisa dicairkan untuk bantuan kemanusiaan.

Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley mengatakan lebih 22,8 juta orang atau lebih dari setengah penduduk Afghanistan, sedang menghadapi kerawanan pangan akut. Jumlahnya melonjak pesat dibandingan dua bulan lalu yaitu 14 juta orang.

"Anak-anak akan mati, orang-orang kelaparan. Keadaan akan menjadi jauh lebih buruk," katanya di Dubai, seperti dikutip dari Reuters.

Badan Pangan PBB membutuhkan hingga US$ 220 juta per bulan untuk memberi makan sebagian dari 23 juta orang penduduk Afghanistan yang dilanda kelaparan. Banyak warga Afghanistan menjual harta benda untuk membeli makanan.

Baca: PBB Ingatkan Afghanistan Nyaris Hancur: Anak-anak Akan Mati Kelaparan

DAILY MAIL | ASSOCIATED PRESS | REUTERS | BUSINESS INSIDER

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

4 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

8 hari lalu

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Israel sudah mengambil sejumlah langkah penting dalam beberapa pekan terakhir dengan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel ke Gaza 16 Kali dalam Sehari

17 hari lalu

Serangan Israel ke Gaza 16 Kali dalam Sehari

Media yang dikelola Pemerintah Daerah Gaza mengungkap rentetan data mengerikan dampak perang Gaza, di mana serangan Israel 16 kali dalam sehari

Baca Selengkapnya

Idul Fitri Paling Menyedihkan Bagi Warga Gaza, Terancam Bom hingga Kelaparan

21 hari lalu

Idul Fitri Paling Menyedihkan Bagi Warga Gaza, Terancam Bom hingga Kelaparan

Di hari pertama liburan Idul Fitri, serangan Israel menewaskan 14 orang termasuk sejumlah anak-anak di sebuah rumah warga.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ingatkan Dampak Kelaparan Akan Memperpanjang Perang Gaza

22 hari lalu

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ingatkan Dampak Kelaparan Akan Memperpanjang Perang Gaza

Menteri Pertahanan Amerika Serikat mengakui kelaparan bisa menyebabkan kekerasan lebih cepat dan hanya memperpanjang konflik.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

25 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

PBB: Israel Setujui Pembukaan Kembali 20 Toko Roti dan Pipa Air di Gaza Utara

25 hari lalu

PBB: Israel Setujui Pembukaan Kembali 20 Toko Roti dan Pipa Air di Gaza Utara

PBB pada Sabtu mengatakan Israel telah mengizinkan pembukaan 20 toko roti di Jalur Gaza utara dan saluran air untuk memasok daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Warga di Utara Gaza Dipaksa Hidup dengan 245 Kalori Per Hari

27 hari lalu

Warga di Utara Gaza Dipaksa Hidup dengan 245 Kalori Per Hari

Lebih dari 300 ribu orang diyakini terperangkap di utara Gaza, tak bisa melarikan diri. Mereka dipaksa hidup dengan rata-rata 245 kalori per hari

Baca Selengkapnya

PBB Komentari 7 Relawan World Central Kitchen Charity Jadi Korban Serangan Israel

29 hari lalu

PBB Komentari 7 Relawan World Central Kitchen Charity Jadi Korban Serangan Israel

PBB menilai tewasnya tujuh relawan dari World Central Kitchen charity adalah hal yang tak terhindarkan dari perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Dompet Dhuafa Hadirkan Lapor Lapar untuk Atasi Kelaparan

30 hari lalu

Dompet Dhuafa Hadirkan Lapor Lapar untuk Atasi Kelaparan

Gerakan Lapor Lapar menyasar 500 mitra baik masjid maupun UMKM yang berlokasi di Jabodetabek.

Baca Selengkapnya