Taliban Janjikan Murid dan Guru Perempuan Segera Bisa Kembali ke Sekolah

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 18 Oktober 2021 15:05 WIB

Guru Mahajera Armani bersama dengan murid perempuannya berpose bersama saat belajar di ruangan terbuka yang diadakan oleh Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) di Jalalabad, Afghanistan, 19 September 2015. Malala Yousafzai, mendesak para pimpinan dunia yang melakukan pertemuan di PBB untuk membantu pendidikan di negara-negara miskin. REUTERS/Parwiz

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban berjanji akan mengumumkan kerangka kerja yang memungkinkan anak perempuan untuk bersekolah di Afghanistan dalam waktu dekat ini.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Pendidikan Taliban kepada Unicef atau Dana Anak PBB, Jumat, 15 Oktober 2021.

"Menteri pendidikan de facto mengatakan kepada kami bahwa mereka sedang membuat kerangka kerja, yang memungkinkan semua anak perempuan pergi ke sekolah menengah, dan kami berharap itu segera terjadi," kata wakil direktur eksekutif UNICEF Omar kata Abdi di New York, seperti dikutip AFP.

Taliban sudah membuka sekolah untuk anak usia sekolah dasar. Untuk sekolah menengah, baru murid laki-laki yang bisa sekolah. Sedangkan anak perempuan belum diizinkan dengan alasan masalah keamanan.

Perihal sekolah menengah akan dibuka kembali untuk murid perempuan, juga diungkapan juru bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban, Qari Saeed Khosty.

Advertising
Advertising

“Dari pemahaman dan informasi saya, dalam waktu yang sangat singkat semua universitas dan sekolah akan dibuka kembali dan semua anak perempuan dan perempuan akan kembali ke sekolah dan pekerjaan mengajar mereka,” katanya kepada Al Jazeera, Minggu, 17 Oktober 2021.

Setelah pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban, gadis-gadis remaja disuruh tinggal di rumah sampai “lingkungan belajar yang aman” dapat dibangun. Tetapi anak laki-laki di semua kelas dan anak perempuan usia sekolah dasar disuruh kembali ke sekolah.

Pengecualian ini menimbulkan kekhawatiran Taliban akan kembali ke aturan garis keras mereka pada 1990-an, ketika perempuan dan anak perempuan Afghanistan secara hukum dilarang mengenyam pendidikan dan bekerja.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

2 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

3 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

UNICEF Minta Gencatan Senjata di Gaza Bukan Simbolik

38 hari lalu

UNICEF Minta Gencatan Senjata di Gaza Bukan Simbolik

UNICEF memperingatkan gencatan senjata di Jalur Gaza harus bersifat substantif, bukan simbolik dan harus bisa mengakhiri bencana kemanusiaan

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

42 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

UNICEF Peringatkan Kasus Gizi Buruk di Utara Gaza Lebih Banyak dari Data yang Tercatat

49 hari lalu

UNICEF Peringatkan Kasus Gizi Buruk di Utara Gaza Lebih Banyak dari Data yang Tercatat

UNICEF yakin kasus gizi buruk di Gaza lebih banyak dari data yang tertulis di rumah sakit karena banyak yang tak bisa berobat.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

8 Maret 2024

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

6 Maret 2024

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

WHO dan UNICEF Catat Angka Malnutrisi Anak di Gaza Utara di Level Ekstrem

5 Maret 2024

WHO dan UNICEF Catat Angka Malnutrisi Anak di Gaza Utara di Level Ekstrem

WHO dan UNICEF mencatat angka malnutrisi pada anak yang akut di wilayah utara Gaza mencapai level ekstrem.

Baca Selengkapnya