Malaysia Tawarkan Booster untuk Nakes dan Lansia, Klaster Baru Bermunculan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 14 Oktober 2021 05:46 WIB

Sejumlah orang yang mengenakan masker melewati sebuah jalan di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 24 November 2020. Total kasus Covid-19 nasional di Malaysia bertambah menjadi 58.847. (Xinhua/Chong Voon Chung)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia menawarkan suntikan booster vaksin Covid-19 secara gratis pada petugas barisan terdepan dan lansia, di tengah meningkatnya kluster baru di tempat kerja.

Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan, Sarawak menjadi negara bagian pertama yang memberikan booster pada Rabu, 13 Oktober 2021.

“Tujuan pemberian dosis booster vaksin Covid-19 ini untuk memastikan masa perlindungan optimal diperoleh penerima vaksin Covid-19 di Malaysia,” kata Khairy seperti dikutip Free Malaysia Today.

Fasilitas kesehatan pemerintah akan memberikan vaksin dosis ketiga ini kepada petugas kesehatan, dan mereka yang berada di rumah sakit swasta dapat menerima vaksin di fasilitas masing-masing jika disetujui oleh departemen kesehatan negara bagian.

Personil Angkatan Bersenjata Malaysia akan divaksinasi di fasilitas kesehatan khusus mereka sendiri.

Advertising
Advertising

Dosis booster akan menggunakan vaksin yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech setelah diberikan persetujuan bersyarat oleh Drug Control Authority pada 8 Oktober 2021.

Secara terpisah, dosis ketiga akan ditawarkan kepada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pasien kanker, penerima organ, dan mereka yang menjalani dialisis.

Dosis ini akan diberikan kepada penerima yang memenuhi syarat setelah setidaknya 28 hari sejak dosis terakhir mereka, dan jenis vaksin yang diberikan akan tergantung pada ketersediaan dan penilaian dokter.

13 Klaster Baru


Kementerian Kesehatan Malaysia telah mendeteksi 13 klaster Covid-19 baru dalam 24 jam terakhir, kata direktur jenderal kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah.

Dia mengatakan enam di antaranya klaster tempat kerja, tiga klaster komunitas dan dua klaster pendidikan. Satu klaster masing-masing dikaitkan dengan kelompok berisiko tinggi dan pusat penahanan.

Klaster terdeteksi di Selangor, Negeri Sembilan, Pahang, Melaka, Kedah dan Sarawak.

Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional (MKN) mengatakan tidak ada wilayah baru yang akan ditempatkan di bawah Enhanced Movement Control Order (EMCO).

Dalam sebuah pernyataan, direktur jenderal MKN Rodzi Md Saad juga mengatakan tidak ada perpanjangan EMCO di daerah manapun. Namun, Rodzi menambahkan, EMCO atau semacam PPKM di Ladang Bera Selatan 5 dan 7 di Bera, Pahang, akan berakhir besok sesuai jadwal.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

10 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

11 jam lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

1 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

3 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya