Kisah Anak 10 Tahun di Amerika, Meninggal 5 Hari Setelah Positif Covid-19
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Sabtu, 9 Oktober 2021 05:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah keluarga di Virginia, Amerika Serikat, mencoba menyampaikan pesan mendalam kepada orang-orang yang tidak percaya Covid-19 dengan cara sederhana. Yakni, membagikan kisah mengenai putri mereka bernama Teresa Sperry, 10 tahun, sosok yang sangat sehat namun sekarat dalam tempo lima hari gara-gara Covid-19.
Keluarga Teresa berharap, dengan menceritakan kisah ini, bisa membuka membuka fikiran orang-orang akan pentingnya imunisasi vaksin Covid-19.
Teresa sekolah di SD Hillpoint di Suffolk atau 20 mil di pinggir Kota Norfolk, Virginia. Di sekolahnya, semua murid wajib pakai masker.
Orang tua Teresa, Nicole dan Jeff Sperry sudah mendapat suntik vaksin virus corona bersama dua abang Teresa. Sementara Teresa dan putra bungsu mereka yang berusia 9 tahun belum di suntik vaksin virus corona karena masih menunggu giliran dan persyaratan.
Musibah keluarga Sperry dimulai ketika pada Rabu, 22 September 2021, Teresa mengeluh sakit kepala, yang disusul demam pada keesokan harinya, di mana ini merupakan diantara gejala Covid-19.
Setelah berkonsultasi dengan dokter anak langganan keluarga Sperry, disepakati agar Teresa melakukan tes virus corona pada Senin, 27 September 2021. Namun pada Minggu malam, Teresa mulai batuk-batuk yang cukup parah, sampai membuatnya muntah. Nicole kemudian membawanya ke UGD setempat.
"Mereka (perawat) melakukan rontgen dadanya dan ketika mereka kembali, mereka mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda pneumonia Covid-19. Paru-parunya sempurna, bagus. Mereka tidak melihat hal yang mengkhawatirkan," kata Nicole.
Walhasil, Nicole dan putrinya Teresa pun pulang. Sampai di rumah, Teresa malah berhenti bernapas sehingga dia dilarikan lagi ke rumah sakit setempat. Dia lalu dipindahkan ke Rumah Sakit Anak (CHKD) di Norfolk dan tak lama kemudian meninggal atau persisnya pada 26 September 2021.
Kepergian Teresa yang mendadak telah menjadi ujian berat bagi Nicole dan Jeff. Mereka mengenang, Teresa pernah mengalami patah tulang di lengannya, dia adalah anak perempuan yang tidak malu bergaul, sehat, yang tidak pernah terkena flu atau bahkan infeksi telinga.
"Salah satu hal yang dia katakan kepada kami sebelum dia sakit, adalah dia bertugas menjadi perawat di kelas sehingga dia akan membawa anak-anak yang sakit keluar dari kelas dan mengantarnya ke unit kesehatan sekolah," kata Jeff.
Jeff menggambarkan putrinya sebagai anak yang rajin membaca, cantik, penyayang, suka menolong, dan mau merawat orang lain. Sifat yang suka membantu ini, diyakini ayah-ibu Teresa mungkin telah membuatnya terinfeksi virus mematikan, hingga membuatnya meninggal.
Di SD Hillpoint, salah satu bentuk protokol kesehatan disana adalah guru kelas atau orang dewasa akan menghubungi kantor utama dengan "Kode C" jika seorang anak merasa sakit. Salah satu administrator, atau perawat sekolah lalu akan datang ke kelas untuk menjemput siswa tersebut.
"Putri kami sangat sehat akan terus berada di sini jika orang-orang berhenti mengirim anak-anak mereka yang sakit ke sekolah," tulis Nicole di Facebook.
Pada Jumat, 2 Oktober 2021, Kementerian Kesehatan negara bagian Virginia mencatat total ada 12 anak dan remaja yang meninggal akibat Covid-19 sejak awal pandemi. Logan Anderson, juru bicara Kementerian Kesehatan negara bagian Virginia mengatakan kematian Teresa menjadikan jumlah itu bertambah menjadi 13 orang.
Dari total 13 kematian akibat Covid-19 pada anak dan remaja, 6 kematian terjadi pada kategori usia 0-11 tahun dan tujuh pasien Covid-19 meninggal pada usia 12-19 tahun.
"Kami melakukan semua yang bisa kami lakukan dan sekarang kami telah kehilangan sebagian dari hati kami. Covid-19 itu nyata dan tidak peduli virus menyerang siapa pun," tulis Nicole di Facebook.
Baca juga: WHO Rekomendasikan Penggunaan Vaksin Malaria Pertama di Dunia untuk Anak
Afifa Rizkia Amani | CNN