Menteri Pertahanan Amerika Waswas dengan Nasib Pilot Afghanistan
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 30 September 2021 20:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, waswas akan nasib pilot-pilot warga negara Afghanistan dan personel lainnya, yang mendapat pelatihan di Negeri Abang Sam. Pilot-pilot itu dan personel lainnya, saat di tertahan di Tarjikistan setelah melarikan diri dari perbatasan Afghanistan pada bulan lalu atau persis saat Taliban mengambil alih kekuasaan.
Pilot-pilot tersebut saat ini tertahan di sebuah sanatorium di desa luar Ibu Kota Dushanbe. Mereka berharap bisa dikirim segera ke Amerika Serikat setelah lebih dari sebulan menunggu.
Satu diantara 143 pilot warga negara Afghanista yang terkatung-katung di Tarjikistan tersebut, ada seorang pilot perempuan yang sedang dalam kondisi hamil tua.
Menteri Pertahanan Austin mengaku frustrasi dengan keterlambatan ini (mengirimkan pilot dan personel lainnya ke Amerika), padahal Amerika Serikat sudah berjanji selama 20 tahun perang, Washington akan selalu bersama mereka. Austin meyakinkan pihaknya sudah mengetahui permasalahan ini dan menyampaikan simpati pada mereka yang masih tertahan di Tarjikistan.
“Kami akan mengirimkan petugas secepatnya untuk melihat apakah kami bisa mengambil langkah lebih lanjut. Saya faham dengan kekhawatiran Anda semua,” kata Menteri Pertahanan Austin.
Pernyataan Austin itu disampaikan di hadapan anggota Kongres Amerika Serikat, yang juga menjelaskan alasan penarikan tentara Amerika Serikat dari Afghanistan dan kemenangan Taliban. Dalam momen-momen terakhir, personel Afghan Air Force yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat, menerbangkan puluhan pesawat militer Amerika Serikat melintasi wilayah perbatasan Afghanistan menuju Tarjikistan dan Uzbekistan, lalu ditahan di sana.
Masih belum jelas bagaimana nasib pesawat – pesawat militer Amerika Serikat itu. Anggota Kongres dari Partai Republik Austin Scott mengatakan penting bagi kedua negara untuk memastikan pesawat-pesawat tempur tersebut tidak jatuh ke tangan Taliban.
Baca juga: Terkini Bisnis: Rekaman Suara Pilot Sriwijaya Air, Sepakat RUU Pajak
Sumber: Reuters