Drone Cina Pesaing XQ-58A AS, Secanggih Jet Tempur tapi Lebih Hemat Biaya
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Kamis, 30 September 2021 11:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Cina mengungkapkan drone, yang serupa dengan XQ-58A Valkyrie buatan Kratos AS dalam pameran dirgantara di Zhuhai, Rabu, 29 September 2021. Sejumlah negara maju sedang berlomba mengembangkan drone "loyal wingman" untuk menghemat jet tempur berawak yang lebih mahal.
Drone jarak jauh FH-97 Cina itu dapat membawa berbagai jenis senjata dan memiliki kemampuan serangan konvensional dan peperangan elektronik, kata Wu Wei, perwakilan Feihong China Aerospace Science Technology Corp (CASTC), yang memproduksi drone canggih itu.
Dia tidak memberikan secara spesifik dalam presentasinya di Airshow China di Zhuhai.
Amerika Serikat, Inggris, Australia, India, dan Rusia termasuk di antara negara-negara yang mengembangkan drone “loyal wingman”, yang lebih murah dan lebih mudah digunakan daripada pesawat tempur berawak.
CASTC tidak memberikan rincian teknis dari konsep FH-97, atau mengatakan apakah itu direncanakan untuk ekspor, meskipun banyak pengamat asing menyaksikan presentasi tersebut.
Penampilan FH-97 hampir identik dengan Kratos XQ-58A, yang melakukan penerbangan pertamanya pada 2019. XQ-58A memiliki kecepatan maksimum Mach 0,85 dan jangkauan sekitar 2.200 mil laut.
Zhang Zhongyang, wakil presiden CATC mengatakan rencananya adalah untuk mengubah Feihong menjadi "merek kelas atas internasional ... dan menjadi pemain utama di panggung tengah arena dunia."
Cina telah mengekspor drone militer ke negara-negara termasuk Uni Emirat Arab, Pakistan dan Serbia.
“Pelanggan utama tentu saja PLA (Tentara Pembebasan Rakyat Cina), tetapi dalam beberapa tahun terakhir Cina juga secara agresif memasarkan sistem ini untuk ekspor,” kata Collin Koh, seorang peneliti pertahanan di Rajaratnam School of International Studies di Singapura, seperti dikutip Reuters.
Berikutnya Drone Siluman GJ-11
<!--more-->
Cina juga menggunakan pameran udara terbesar di negara itu untuk menampilkan kemampuan senjata salah satu proyek drone serangan siluman paling canggih, GJ-11.
The Global Times melaporkan bahwa GJ-11 memamerkan dua ruang senjatanya untuk pertama kalinya. Di dalam masing-masing ada empat amunisi tak dikenal yang tampaknya merupakan bom luncur udara-ke-darat presisi.
Bradley Perrett, seorang spesialis di bidang kedirgantaraan dan pertahanan Asia, mengatakan bahwa GJ-11 dirancang untuk menyelinap tanpa terdeteksi melalui jangkauan radar dan menyerang target yang telah dikunci.
"Drone akan menggantikan pesawat tempur yang jauh lebih besar dan lebih mahal dengan seorang pilot," katanya. "Pengembangan tidak akan mudah, tetapi ketika selesai, tipe ini akan menghadirkan ancaman baru bagi Taiwan dan kemungkinan Jepang." Cina memamerkan 27 drone di pameran Zhuhai.