Junta Militer Myanmar Tahan Bocah 14 Tahun agar Ayahnya Menyerah

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 21 September 2021 15:04 WIB

Pengunjuk rasa menggunakan senjata rakitan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Junta Myanmar menahan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun selama lebih dari dua minggu dan akan membebaskannya jika ayahnya, mantan pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), menyerahkan diri, kata seorang teman keluarga itu.

Polisi dan tentara menggerebek rumah Kyaw San Lin di Kota Taungtha, Wilayah Mandalay pada 3 September 2021. Karena yang dicari tidak ada, mereka kemudian membawa bocah bernama Khant Wai Lin itu.

Kyaw San Lin, 40 tahun, adalah mantan ketua NLD untuk desa Taung Lel Kan dan dituduh oleh junta melatih para pejuang perlawanan atau PDF.

“Mereka datang mencari suami saya dan mengambil anak itu, mengatakan bahwa mereka membutuhkannya untuk menunjukkan kepada mereka di mana ayahnya berada,” kata Myint Khine, ibu anak laki-laki itu seperti dikutip Mynamar Now, Selasa, 21 September 2021.

“Saya tidak tahu dia akan ditahan. Dia kelas 9 sekarang, dia baru 14 tahun.”

Advertising
Advertising

Anak laki-laki itu ditahan di sebuah panti jompo di kotapraja tempat tentara ditempatkan. Myint Khine, yang juga memiliki seorang putri berusia dua tahun, telah mengunjungi beberapa kali untuk memohon kepada tentara agar membebaskan putranya.

“Saya terus menunggu pembebasannya. Saya tidak menginginkan hal lain, saya hanya ingin putra saya kembali,” kata Myint Khine, yang ditinggal sendirian di rumah bersama putrinya yang berusia 2 tahun.

Seorang teman keluarga yang menemaninya berunding dengan tentara di panti jompo mengatakan bahwa seorang komandan taktis mengatakan kepada mereka bahwa militer akan membebaskan remaja itu hanya jika sang ayah datang untuk berbicara dengan mereka.

"Komandan taktis mengatakan bahwa mereka ingin ayahnya datang, dan mereka tidak akan melepaskan anak itu jika ayahnya tidak datang," kata teman keluarga itu.

“Mereka menuduhnya melatih PDF dan mengirim bantuan medis ke pasukan PDF yang terluka di Myingyan. Dia tidak melakukan hal seperti itu sebenarnya,” kata sumber tadi.

Dari persembunyian, Kyaw San Lin mengatakan kepada Myanmar Now bahwa meskipun dia pernah menjadi ketua NLD untuk desanya, dia telah kehilangan kontak dengan partai tersebut sejak kudeta dan tidak terlibat dalam protes apapun terhadap rezim.

“Saya hanya takut disiksa dan dibunuh [jika saya menyerahkan diri],” katanya.

Myanmar Now tidak dapat menghubungi unit militer setempat untuk mendapatkan informasi tentang kasus tersebut.

Pasukan Perlawanan Rakyat di beberapa lokasi di Myanmar se[-erti di Thantlang, Negara Bagian Chin, mencoba melawan Junta Militer dengan taktik gerilya karena kalah persenjataan dan jumlah.

Berita terkait

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

51 menit lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

3 jam lalu

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Dirtipidsiber Bareskrim Polri menyebut saat ini penyidik juga masih mengejar diduga pelaku berinisial S warga negara Nigeria.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

12 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

3 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

3 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

3 hari lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

4 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

4 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

4 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya