Pasukan Eritrea dan Milisi Tigray Dituding Memperkosa Pengungsi

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 17 September 2021 06:30 WIB

Seorang wanita menggendong bayi saat dia mengantre untuk mendapatkan makanan, di sekolah dasar Tsehaye, yang diubah menjadi tempat penampungan sementara bagi orang-orang yang terlantar akibat konflik, di kota Shire, wilayah Tigray, Ethiopia, 15 Maret 2021. REUTERS/Baz Ratner/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Eritrea dan milisi Tigray dituding memperkosa, menahan, dan membunuh pengungsi di wilayah utara Tigray, Ethiopia, kata pengawas hak asasi internasional, Kamis, 16 Januari 2021.

Laporan Human Rights Watch merinci serangan di sekitar dua kamp pengungsi di Tigray, tempat pemberontak memerangi pemerintah Ethiopia dan Eritrea dalam konflik yang mengguncang wilayah Tanduk Afrika sejak November lalu.

Puluhan ribu warga Eritrea mengungsi ke Tigray, sebuah provinsi pegunungan miskin berpenduduk sekitar 5 juta orang.

Milisi Tigray mencurigai mereka karena berkebangsaan sama dengan tentara Eritrea.

"Pembunuhan, pemerkosaan, dan penjarahan yang mengerikan terhadap pengungsi Eritrea di Tigray jelas merupakan kejahatan perang," kata Laetitia Bader, direktur Human Rights Watch (HRW) wilayah Tanduk Afrika kepada Reuters.

Advertising
Advertising

Reuters juga mewawancarai 28 pengungsi dan sumber lainnya, termasuk mengambil gambar dari citra satelit.

Peta Ethiopia (ctfassets.net)

Menteri Informasi Eritrea tidak membalas panggilan untuk dimintai konfirmasi tentang tuduhan ini.

Pemerintah Eritrea sebelumnya membantah adanya kekerasan pada pengungsi, dan mengatakan pasukan mereka tidak menargetkan warga sipil.

Seorang juru bicara Front Pembebasan Rakyat Tigray mengatakan pasukan Tigray berseragam formal baru saja pindah ke daerah itu dan kemungkinan pelanggaran dilakukan oleh milisi lokal.

"Sebagian besar pasukan kami pindah ke daerah-daerah itu bulan lalu. Ada kehadiran tentara Eritrea yang besar di sana," kata Getachew Reda kepada Reuters.

"Jika ada kelompok main hakim sendiri yang bertindak di saat situasi panas, saya tidak bisa mengesampingkannya."

Penyelidik internasional dipersilakan untuk mengunjungi daerah itu, katanya.

Sebelum konflik Tigray, Ethiopia menampung sekitar 150.000 pengungsi Eritrea, yang melarikan diri dari kemiskinan dan pemerintahan otoriter.

Sebagian besar laporan berfokus pada dua kamp - Shimelba dan Hitsats - yang hancur selama pertempuran. HRW mengutip data badan pengungsi PBB UNHCR bahwa 7.643 dari 20.000 pengungsi yang kemudian tinggal di kamp Hitsats dan Shimelba masih belum ditemukan.

UNHCR mengatakan "terkejut" dengan laporan "penderitaan luar biasa" di kamp-kamp pengungsi, yang tidak dapat diakses dari November hingga Maret 2021.

"Kami sangat khawatir tentang situasi saat ini lebih dari 20.000 pengungsi Eritrea yang tinggal di kamp Mai Aini dan Adi Harush di Tigray selatan," kata UNHCR kepada Reuters. Ada kekurangan makanan dan air yang parah dan perawatan kesehatan tidak tersedia.

Konflik Tigray berawal dari Pemllu yang digelar di sana pada 4 November 2020. Tigray merupakan bagian dari federasi Ethiopia, yang menuduh Pemilu itu ilegal dan sebagai pembangkangan. Akibatnya, terjadilah perang saudara yang juga melibatkan Eritrea, sekutu Ethiopia.

Berita terkait

British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

34 hari lalu

British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

British Museum berstatus dalam penyidikan setelah diadukan menyembunyikan artefak-artefak yang disucikan umat kristen Ethiopia.

Baca Selengkapnya

Sejarah Kopi di Indonesia dan Legenda Ethiopia

23 Februari 2024

Sejarah Kopi di Indonesia dan Legenda Ethiopia

Sejarah kopi di Indonesia dan legenda Ethiopia, sejarah kopi di dunia.

Baca Selengkapnya

Ethiopia Hanya Perbolehkan Kendaraan Listrik untuk Beroperasi di Jalan

14 Februari 2024

Ethiopia Hanya Perbolehkan Kendaraan Listrik untuk Beroperasi di Jalan

Ethiopia menjadi negara di Afrika Timur pertama yang melarang kendaraan bermesin pembakaran internal dan hanya memperbolehkan kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya

We Are the World 1985, Lagu Legendaris Musisi Usa For Africa Buat Atasi Kelaparan Ethiopia

28 Januari 2024

We Are the World 1985, Lagu Legendaris Musisi Usa For Africa Buat Atasi Kelaparan Ethiopia

Pada hari ini, 28 Januari, di 1985, kumpulan musisi USA for Africa merilis single hits yang legendaris, We Are the World bantu atas kelaparan Ethiopia

Baca Selengkapnya

Serangan Udara di Halaman Gereja Ethiopia di Hari Natal, Delapan Orang Tewas

29 Desember 2023

Serangan Udara di Halaman Gereja Ethiopia di Hari Natal, Delapan Orang Tewas

Serangan udara di halaman sebuah gereja di Ethiopia menewaskan delapan orang dan melukai lima orang lainnya. Diduga dilakukan dengan drone.

Baca Selengkapnya

Selain Serangan Israel di Jalur Gaza, Ini Daftar 4 Kejahatan Perang dan Pelanggaran HAM 2 Tahun Terakhir

6 November 2023

Selain Serangan Israel di Jalur Gaza, Ini Daftar 4 Kejahatan Perang dan Pelanggaran HAM 2 Tahun Terakhir

Presiden Turki Erdogan berniat menyeret Israel ke ICC dengan tuduhan lakukan kejahatan perang. Berikut 4 peristiwa yang masuk kategori kejatan perang.

Baca Selengkapnya

Tomoro Coffee Hadirkan Master S.O.E. Series, Racikan Espresso dari Biji Kopi Ethiopia

25 Oktober 2023

Tomoro Coffee Hadirkan Master S.O.E. Series, Racikan Espresso dari Biji Kopi Ethiopia

Master S.O.E. Series Tomoro Coffee hasil kolaborasi Dale Harris, World Barista Champion 2017 dan Muhammad Aga, Indonesia Barista Champion 2018.

Baca Selengkapnya

Kontraktor Pemerintah AS Ditangkap atas Tuduhan Spionase, Jadi Mata-mata untuk Ethiopia

22 September 2023

Kontraktor Pemerintah AS Ditangkap atas Tuduhan Spionase, Jadi Mata-mata untuk Ethiopia

Abraham Teklu Lemma, 50 tahun, warga negara AS keturunan Ethiopia terancam hukuman mati atas tuduhan mata-mata

Baca Selengkapnya

Ethiopia Gembira Jadi Anggota BRICS

25 Agustus 2023

Ethiopia Gembira Jadi Anggota BRICS

Ethiopia adalah satu dari enam negara yang mengajukan permohonan untuk menjadi anggota BRICS dan keanggotaannya diterima

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Dituding Sengaja Bunuh Ratusan Migran Ethiopia

22 Agustus 2023

Arab Saudi Dituding Sengaja Bunuh Ratusan Migran Ethiopia

Human Rights Watch melaporkan, penjaga perbatasan Arab Saudi telah membunuh ratusan migran Ethiopia, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya