PPATK Afghanistan Ditutup, Pelacakan Dana Ilegal Terorisme Terhenti

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 16 September 2021 05:30 WIB

Seorang pria menghitung uang saat menunggu pelanggan di pasar pertukaran uang, menyusul pembukaan kembali bank dan pasar setelah Taliban mengambil alih di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah unit di bank sentral Afghanistan yang selama 15 tahun terakhir berupaya melawan aliran dana gelap dan dicurigai sebagai sumber uang gerakan terorisme, telah menghentikan operasi, kata anggota staf di unit itu.

Sejak 2006, Pusat Analisis Transaksi dan Laporan Keuangan Afghanistan (FinTRACA), semacam PPATK di Indonesia, telah mengumpulkan informasi intelijen tentang ribuan transaksi mencurigakan dan membantu menghukum penyelundup dan pemodal teroris, demikian ditulis dalam situs badan itu.

Para pejabat PBB mengatakan Taliban, yang merebut Kabul pada 15 Agustus 2021, menghasilkan ratusan juta dolar dari perdagangan narkoba dan sumber-sumber gelap lainnya ketika mereka memerangi pasukan pemerintah.

Kelompok tersebut telah bersumpah tidak akan ada penanaman narkoba di Afghanistan mulai sekarang.

Informasi di situs FinTRACA mengindikasikan bahwa Taliban termasuk di antara mereka yang menjadi sasaran penyelidikan, sementara staf yang berbicara dengan Reuters mengatakan bahwa kelompok itu telah menjadi target sejak diluncurkan.

Advertising
Advertising

Para staf ini menolak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan akibat sifat sensitif dari pekerjaan mereka.

Bagian dari situs FinTRACA, yang sebagian besar tampak tidak tersentuh sejak pengambilalihan oleh Taliban, tidak bisa diakses lagi pada hari Rabu, 15 September 2021.

Tidak adanya unit intelijen keuangan (FIU) yang berfungsi dapat membatasi hubungan Afghanistan dengan sistem keuangan internasional dan pemberi pinjaman di luar negeri.

Unit-unit tersebut, yang meneliti aliran uang untuk potensi aktivitas mencurigakan, sangat penting bagi negara mana pun yang ingin berpartisipasi dalam komunitas keuangan global, kata Stuart Jones, Jr., pendiri dan kepala eksekutif perusahaan intelijen risiko Sigma Ratings.

"Afghanistan dianggap berisiko tinggi oleh hampir semua lembaga keuangan global sebelum pengambilalihan Taliban," kata Jones.

"Sekarang, dengan kepemimpinan yang belum teruji di bank sentral, unit intelijen keuangan yang tidak dapat dioperasikan dan pembekuan aset oleh PBB dan sebutan teror terhadap tokoh-tokoh kunci oleh Amerika Serikat, saya memperkirakan lembaga keuangan asing akan sangat hati-hati," kata Jones, atase Departemen Keuangan AS untuk Afghanistan antara 2008 dan 2010.

Bank sentral Afghanistan tidak menanggapi permintaan konfirmasi dari Reuters melalui email dan telepon.

Taliban menginginkan akses ke cadangan yang ditahan di luar negeri serta bantuan dan pembiayaan lainnya, karena ekonomi sedang merosot akibat perang, kekeringan, kekurangan makanan dan eksodus ribuan profesional.

Tiga anggota staf mengatakan beberapa dari 60-an karyawan FinTRACA telah meninggalkan Afghanistan atau bersembunyi.

Juru bicara Taliban tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang status staf FinTRACA atau apakah unit itu akan beroperasi di masa depan.

Departemen Keuangan AS, yang memberikan bantuan teknis kepada unit tersebut bersama badan nasional dan internasional lainnya, menolak mengomentari staf FinTRACA yang masih berada di Afghanistan.

Beberapa staf FinTRACA kembali ke kantor pekan lalu setelah ada permintaan dari penjabat gubernur bank sentral, Mohammad Idris - seorang loyalis Taliban - agar semua staf bank sentral hadir di bank, kata salah satu karyawan.

Karyawan tersebut menambahkan bahwa manajemen senior unit tidak hadir dan masih belum beroperasi.

Beberapa bagian dari bank sentral beroperasi. Idris telah bertemu dengan bank-bank komersial dan bank sentral telah memasok likuiditas terbatas ke bank-bank sambil mengeluarkan arahan untuk mengendalikan pasokan dolar AS yang langka, kata para bankir.

Berita terkait

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

16 menit lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

8 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya