Ditinggalkan Amerika untuk Dipimpin Taliban, Warga Afghanistan Merasa Dikhianati

Minggu, 12 September 2021 14:00 WIB

Seorang militan Taliban bersenjata lengkap berjaga-jaga di salah satu jalan di Kabul, Afghanistan 1 September 2021. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Jelang sebulan Taliban menguasai Afghanistan, warga lokal mulai mengeluarkan keluhan-keluhannya soal kehidupan yang mereka jalani sekarang. Selain ada yang mengeluhkan tingkah laku Taliban yang kasar, tidak tahu sopan santun, dan jorok, ada juga yang mengeluh bahwa kemenangan Taliban adalah dampak dari pengkhianatan oleh Amerika.

Amerika, sebagaimana diketahui, memutuskan di awal 2021 untuk mempercepat penarikan ribuan pasukannya dari Afghanistan. Awalnya, Amerika pede bahwa penarikan itu tidak akan menimbulkan masalah dan administrasi Presiden Ashraf Ghani akan bisa menangkal segala respon dari kelompok pemberontak.

Di luar dugaan, Taliban secara cepat berhasil mengambil alih wilayah-wilayah strategis di Afghanistan. Memasuki pertengahan Agustus, mereka melakukan penetrasi ke Kabul, ibu kota Afghanistan, dan mengambil alihnya. Situasi itu, yang tidak diprediksi Amerika, memaksa mereka untuk meninggalkan Afghanistan lebih cepat. Itu yang dianggap warga lokal sebagai pengkhianatan.

"Bencana yang sekarang kami alami akibat Amerika," ujar warga Kabul, Abdul Waris, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 12 September 2021.

Hal senada disampaikan oleh Jalil Ahmad. Menurut, Amerika tidak berjuang lebih keras untuk menyelamatkan warga Afghanistan dari Taliban. Dengan kata lain, Amerika dianggap terlalu cepat menyerah.

Militan Taliban terlihat berpatroli di salah satu alun-alun kota utama Kabul, Afghanistan, 1 September 2021. Taliban berjaga-jaga di sejumlah titik vital Kabul setelah Amerika menyelesaikan proses penarikan pasukan dan evakuasi warga. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS


Ahmad bahkan memandang Amerika memutuskan untuk menarik pasukan dari Afghanistan karena merasa kepentingannya telah terpenuhi. Setelah kepentingan itu tak ada lagi, kata ia, Afghanistan tak ada artinya lagi bagi Amerika.

"Setelah peristiwa 11 September, Amerika datang ke negeri ini selama 20 tahun untuk kepentingannya sendiri."

"Mereka mengambil segala manfaat yang mereka inginkan selama 20 tahun sementara kami tidak mendapatkan keuntungan apapun. Mereka meninggalkan negeri ini dan membuat kami semua kebingungan," ujar Ahmad menegaskan.

Tidak semua memandang negatif kepergian Amerika. Beberapa malah merasa situasi lebih stabil sejak ada Taliban. Shah Raoof, perempuan asal Kabul, mengatakan keributan lebih sering terjadi ketika Amerika masih berada di Afghanistan. Selain itu, kata, kebanyakan perempuan tidak menutup aurat.

"Mayoritas dari pemuda Afghanistan kabur, beberapa menjadi martir atau korban dari peperangan yang dimulai Amerika," ujar Raoof.

Merespon keluhan warga soal situasi di Afghanistan, Taliban mengakui bahwa masih banyak kekurangan yang harus mereka perbaiki.

Baca juga: Warga Afghanistan: Anggota Taliban Liar, Kotor, dan Tidak Tahu Sopan Santun

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

1 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

6 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

6 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

7 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

9 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

12 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya