Joe Biden dan Xi Jinping Teleponan 90 Menit, Hubungan AS-Cina Mulai Mesra?

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 10 September 2021 13:20 WIB

Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan dengan Wapres AS Joe Biden di Beijing, 4 Desember 2013. REUTERS/Lintao Zhang/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Joe Biden berbicara melalui telepon dengan timpalannya dari Cina Xi Jinping selama sekitar 90 menit pada Kamis, 9 September 2021.

Seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan, kedua pemimpin membahas perlunya menghindari persaingan antara dua ekonomi terbesar dunia itu berubah menjadi konflik.

Hubungan antara Washington dan Beijing telah berada pada titik terendah dalam beberapa dekade. Sejak Biden menjabat Januari lalu, baru dua kali mereka melakukan panggilan telepon.

Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin terlibat "diskusi luas dan strategis," termasuk "bidang di mana kepentingan kami bertemu, dan bidang di mana kepentingan, nilai, dan perspektif kami berbeda."

Percakapan itu berfokus pada masalah ekonomi, perubahan iklim, dan Covid-19, kata pejabat senior AS itu pada Reuters.

Advertising
Advertising


Media pemerintah Cina mengatakan percakapan itu "terus terang" dan "mendalam". Disebutkan bahwa Presiden Xi mengatakan kebijakan AS terhadap Cina menimbulkan kesulitan besar pada hubungan kedua negara.

Laporan Cina menambahkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menjaga kontak yang sering dan meminta tim tingkat kerja untuk meningkatkan komunikasi.

Pertemuan tingkat tinggi yang digelar sesekali sejak panggilan telepon pertama Xi dan Biden pada bulan Februari, hanya menghasilkan sedikit kemajuan dalam banyak masalah, mulai dari perubahan iklim, hingga hak asasi manusia, dan transparansi tentang asal usul Covid-19.

Selama bulan-bulan berikutnya, kedua belah pihak tetap saling serang dalam pernyataan publik, menjatuhkan sanksi pada pejabat masing-masing dan mengkritik lawan karena tidak menegakkan kewajiban internasional mereka.

"Presiden Biden menggarisbawahi kepentingan abadi Amerika Serikat dalam perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik dan dunia dan kedua pemimpin membahas tanggung jawab kedua negara untuk memastikan persaingan tidak mengarah ke konflik," kata pernyataan itu.

Pemerintahan Biden, yang disibukkan oleh penarikan pasukan AS dari Afghanistan, mengisyaratkan bahwa mengakhiri perang terpanjang Amerika akan memberi para pemimpin politik dan militer AS ruang untuk fokus pada ancaman yang lebih mendesak yang berasal dari kebangkitan cepat Cina.

Beijing dengan cepat memanfaatkan kegagalan AS di Afghanistan untuk mencoba menggambarkan Amerika Serikat sebagai mitra yang berubah-ubah dan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan bulan lalu bahwa Washington seharusnya tidak mengharapkan kerja sama Cina dalam hal itu atau masalah lain jika hanya mencoba untuk "menahan dan menekan" Cina.

Berita terkait

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

6 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

10 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

10 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

10 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

10 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

13 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

13 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

16 jam lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

17 jam lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

1 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya