Singapura Izinkan Turis Masuk tanpa Karantina saat Kasus Covid-19 Naik

Reporter

Terjemahan

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 8 September 2021 16:00 WIB

Orang-orang yang memakai masker berpergian sebelum pemberlakuan lockdown di Singapura, 14 Mei 2021. Singapura kembali menerapkan lockdown setelah ditemukan 24 kasus Covid-19 penularan lokal untuk hari kedua berturut-turut, jumlah harian tertinggi sejak September tahun lalu. REUTERS/Caroline Chia

TEMPO.CO, Jakarta - Singapura mulai Rabu ini, 8 September 2021, membuka pintu untuk wisatawan dari negara tertentu tanpa harus karantina asalkan sudah divaksinasi dua dosis. Langkah penting untuk pemulihan ekonomi ini diambil saat kasus harian Covid-19 mencatat rekor tertinggi dalam setahun terakhir.

Pada Selasa, kasus harian Covid-19 tercatat 320 sehingga pemerintah Singapura mendesak penduduk untuk membatasi kegiatan sosial mereka. Padahal angka vaksinasi warga sudah mencapai 88 persen.

Setelah melaporkan 1.325 kasus domestik dalam seminggu terakhir, naik dari 723 minggu sebelumnya, Singapura pada hari Senin mengumumkan larangan pertemuan dan interaksi di tempat kerja mulai Rabu, dan mendesak orang untuk membatasi pertemuan sosial menjadi sekali sehari. Singapura berjanji tindakan cepat setelah kasus Covid-19 hampir dua kali lipat pada 6 Sep 2021

Saat ini, Singapura mengizinkan pendatang dari lokasi berisiko rendah, termasuk Cina, Taiwan, dan Hong Kong, untuk masuk tanpa karantina, terlepas dari status vaksinasi mereka. Namun, pelancong dari sebagian besar negara dan wilayah lain harus dikarantina selama satu atau dua minggu setelah kedatangan, bahkan jika mereka telah divaksinasi lengkap.

Skema baru, yang disebut Jalur Perjalanan Bervaksinasi, pertama-tama akan mencakup pelancong dari Jerman dan Brunei. Sebagian besar pendatang diharapkan dari negara Eropa, mengingat ukuran ekonominya. Jerman dipilih pertama karena tingkat vaksinasi yang tinggi, situasi Covid relatif stabil dan koneksi ke negara-kota.

Advertising
Advertising

Komunitas Jerman di Singapura sangat antusias dengan program baru ini. "Saya sangat bersemangat, karena saya tidak bepergian sejak Maret 2020, dan semua rutinitas hilang," kata Kirsten Moench, yang bekerja di German European School Singapore, kepada Nikkei Asia pada Selasa sebelum terbang ke Jerman.

Dia berencana mengunjungi keluarganya selama dua setengah minggu. Penerbangan kembalinya ditujukan untuk skema bebas karantina.

Menurut Kedutaan Besar Jerman, hampir 2.000 perusahaan Jerman di Singapura dan diperkirakan 8.000 orang Jerman tinggal di negara kota tersebut.

Tadinya Singapura memutuskan untuk bisa hidup berdampingan dengan virus corona dan menurunkan status pandemi menjadi epidemi. Namun tampaknya keputusan itu harus ditunda sementara.

Leo Yee Sin, direktur eksekutif Pusat Nasional untuk Penyakit Menular, mengatakan, bahwa vaksinasi saja tidak cukup. Singapura masih perlu berhati-hati karena Covid-19 tidak dapat dilihat sebagai flu biasa, katanya kepada The Straits Times, Selasa.

Upaya itu dipuji Dr Dale Fisher, yang mengepalai Jaringan Peringatan dan Respons Wabah Global WHO, yang mengatakan strategi keluar Singapura tepat "hati-hati dan bertahap".

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

33 menit lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

6 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

11 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

1 hari lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

1 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya