Negara-negara Kaya Timbun Vaksin Covid-19, Stok Berlebih Hingga 1,2 Miliar Dosis

Reporter

Tempo.co

Senin, 6 September 2021 16:59 WIB

Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Pfizer saat vaksinasi Covid-19 di Mal Cilandak Town Square, Jakarta, Rabu, 1 September 2021. Penyebab pertama adalah masyarakat belum merasa yakin dengan keamanan vaksin Covid-19 dan kedua, warga tidak bisa meninggalkan pekerjaannya untuk antre vaksin Covid-19. ANTARA/Fauzan/

TEMPO.CO, Jakarta - Ketimpangan akses terhadap vaksin Covid-19 kian lebar. Negara-negara kaya memiliki stok vaksin covid-19 berlimpah sementara negara-negara miskin sebaliknya. Cakupan vaksinasi negara miskin amat rendah karena kesulitan mengakses vaksin covid-19.

Dilansir dari Al Jazeera, negara kaya memiliki surplus 1,2 miliar dosis Vaksin Covid-19. Hingga akhir 2021, negara-negara kaya akan memiliki 1,2 miliar dosis suntikan vaksin yang tidak akan disumbangkan ke negara miskin.

Stok vaksin di negara-negara Barat telah mencapai 500 juta dosis bulan ini, Sebanyak 360 juta dosis tidak dialokasikan untuk sumbangan, menurut penelitian baru oleh perusahaan analisis data Airfinity.

Pada akhir tahun, negara-negara ini akan memiliki potensi surplus 1,2 miliar dosis vaksin, yang sebagian besar tidak untuk disumbangkan. Laporan lengkap berasal dari pasokan vaksin negara-negara Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Kanada, dan Jepang, akan diterbitkan pada 7 September.

Ketidaksetaraan vaksin telah dikecam oleh banyak tokoh dan pejabat kesehatan terkemuka. COVAX, skema pembagian vaksin global yang didukung PBB, pada awalnya bertujuan memberikan dua miliar dosis vaksin kepada masyarakat di 190 negara tahun, termasuk 92 negara berpenghasilan rendah. Dengan mekanisme ini, PBB mengejar target 20 persen populasi sudah divaksinasi.

Advertising
Advertising

Namun kesepakatan negara-negara kaya dengan produsen vaksin telah membatasi ketersediaan untuk COVAX dan menyebabkan penimbunan vaksin.

Pada hari Minggu, Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada pertemuan para menteri kesehatan G20 bahwa ketidakadilan global terhadap vaksin tidak dapat diterima.

Sebanyak 5 miliar vaksin lebih telah diberikan di seluruh dunia atau hampir 75 persen dari dosis tersebut telah diberikan hanya di 10 negara. Menurut dia, cakupan vaksinasi di Afrika hanya 2 persen.

Pada hari Minggu, mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menuduh negara-negara kaya memancing kemarahan moral dengan menimbun dosis Covid-19. Sebaliknya negara-negara miskin berjuang untuk mendapatkan pasokan.

Brown, yang merupakan utusan khusus PBB, meminta Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin negara-negara G-7 lainnya segera mengirimkan vaksin dari gudang di Amerika dan Eropa ke Afrika.

Baca: Inggris Kirim Vaksin COVID-19 Untuk Delegasi Konferensi Perubahan Iklim COP 26

AL JAZEERA

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

7 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

18 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya