Wanita Afghanistan Nekat Demo Meski Ada Ancaman Taliban

Reporter

Terjemahan

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 4 September 2021 00:05 WIB

Shafiq Mohammad ingin mengungsi ke Pakistan bersama keluarganya dari Afghanistan. REUTERS/Gibran Peshimam

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok aktivis perempuan Afghanistan menggelar protes kecil di Kabul, Jumat, 3 September 2021, menyerukan persamaan hak dan partisipasi penuh dalam kehidupan politik.

Meski keselamatan mereka terancam karena Taliban yang saat ini menguasai Afghanistan melarang perempuan beraktifitas termasuk bekerja dan sekolah, kelompok Jaringan Partisipasi Politik Perempuan berbaris di jalan di depan Kementerian Keuangan Afghanistan, meneriakkan slogan sambil mengacungkan poster menuntut keterlibatan perempuan dalam pemerintah.

Menurut CNN, berdasarkan video rekaman, mereka sempat berhadapan dengan penjaga Taliban. Namun tidak ada insiden kekerasan.

Unjuk rasa itu diikuti belasan orang, namun keberanian mereka dinilai luar biasa. Pemerintahan Taliban yang baru terbentuk, tampaknya akan kembali mengekang wanita seperti saat mereka berkuasa pada 1990-an.

Meski begitu, para pemimpin Taliban menyatakan bahwa perempuan akan memainkan peran penting dalam masyarakat dan memiliki akses ke pendidikan.

Advertising
Advertising

Namun beberapa wanita Afghanistan memilih tinggal di rumah karena takut akan keselamatan mereka, dan beberapa keluarga membeli burqa.

Sehari sebelum demonstrasi di Kabul, terjadi unjuk rasa di kota Herat, Afghanistan barat. Perempuan dalam protes itu memegang poster besar yang bertuliskan, "Tidak ada pemerintahan yang bisa bertahan lama tanpa dukungan perempuan. Tuntutan kami: Hak atas pendidikan dan hak untuk bekerja di semua bidang."

Lina Haidari, seorang pengunjuk rasa di Herat, mengatakan "hak dan pencapaian perempuan, yang telah kami kerjakan dan perjuangkan selama lebih dari 20 tahun tidak boleh diabaikan" di bawah pemerintahan Taliban, menurut video acara dari Getty Images.

Bulan lalu, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan perempuan tidak boleh pergi bekerja untuk keselamatan mereka sendiri, merusak upaya kelompok itu untuk meyakinkan pengamat internasional bahwa kelompok itu akan lebih toleran terhadap perempuan daripada ketika mereka terakhir berkuasa.

Mujahid mengatakan panduan untuk tinggal di rumah akan bersifat sementara, dan akan memungkinkan kelompok tersebut menemukan cara untuk memastikan bahwa perempuan tidak "diperlakukan dengan cara yang tidak sopan".

Kekhawatiran tentang nasib perempuan mendorong Bank Dunia mengumumkan pada hari yang sama bahwa mereka menghentikan bantuan keuangan ke negara yang sedang kekurangan uang itu.

Pada awal Juli, gerilyawan masuk ke kantor Azizi Bank di selatan kota Kandahar dan memerintahkan sembilan wanita yang bekerja di sana untuk pergi, lapor Reuters. Teller bank perempuan diberitahu bahwa kerabat laki-laki akan menggantikan mereka.

Baca juga: Pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar Akan Memimpin Pemerintahan Baru Afghanistan

Berita terkait

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

4 jam lalu

Pentingnya Mendukung Perempuan Mengejar Kesempatan di Berbagai Bidang

Masyarakat perlu mendukung perempuan dalam mengejar kesempatan dan kesuksesan di berbagai bidang, termasuk di menjadi pemandu wisata perempuan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

18 jam lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, bekerjasama dengan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) untuk meningkatkan edukasi politik bagi perempuan.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

2 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

6 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

9 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

9 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

10 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

11 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya