Pfizer dan Merck Uji Coba Obat Oral untuk Covid-19

Reporter

Tempo.co

Jumat, 3 September 2021 08:31 WIB

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]

TEMPO.CO, Jakarta - Pfizer dan Merck & Co mengumumkan uji coba obat antivirus oral untuk COVID-19 pada Rabu, 1 September 2021. Uji coba dilakukan saat sejumlah produsen berlomba mengembangkan obat-obatan yang mudah digunakan untuk menyembuhkan covid-19.

Pfizer mengatakan uji coba tahap pertengahan hingga akhir akan diikuti 1.140 orang dewasa yang tidak dirawat di rumah sakit. Relawan adalah pasien yang didiagnosis terinfeksi virus corona namun tidak berisiko sakit parah. Pasien dalam uji coba akan diberikan pil Pfizer, yang dikenal sebagai PF-07321332 dan ritonavir dosis rendah, obat lama yang banyak digunakan dalam pengobatan kombinasi untuk infeksi HIV. Obat Pfizer dirancang untuk memblokir aktivitas enzim kunci yang diperlukan virus corona untuk berkembang biak.

Sementara Merck menyatakan uji coba akan mempelajari obat eksperimental molnupiravir untuk pencegahan covid-19 pada orang dewasa yang tinggal satu rumah dengan pasien corona bergejala. Merck dan mitranya Ridgeback Biotherapeutics sudah melakukan uji coba tahap akhir pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit. Uji coba untuk melihat apakah obat mengurangi risiko rawat inap atau kematian.

Molnupiravir adalah jenis antivirus yang dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam RNA virus yang pada akhirnya mencegah bereplikasi.

Juli lalu Pfizer memulai uji coba berbeda dari PF-07321332 pada orang dewasa yang infeksi Covid-19 namun memiliki penyakit bawaan seperti diabetes. Pfizer berharap hasil uji coba sudah bisa diketahui pada musim gugur ini.

Advertising
Advertising

Perusahaan farmasi Swiss Roche Holding AG, juga telah membuat kemajuan terbesar dengan mengembangkan obat pil antivirus pertama untuk mengobati atau bahkan mencegah Covid-19. Hingga saat ini, obat intravena Gilead Sciences, Veklury, yang secara umum dikenal sebagai remdesivir, adalah satu-satunya pengobatan antivirus yang disetujui untuk Covid-19 di Amerika Serikat.

Roche dan mitranya Atea Pharmaceuticals pada Juni mengatakan data awal dari uji coba antivirus oral eksperimental AT-527 menunjukkan bahwa obat itu menurunkan viral load pada pasien yang dirawat di rumah sakit.

Menurut Merck pada Juni, pemerintah AS setuju membayar sekitar US$ 1,2 miliar untuk 1,7 juta kursus molnupiravir, jika terbukti berhasil dan disahkan oleh regulator. Perusahaan itu mengatakan akan mengajukan otorisasi penggunaan darurat molnupiravir di AS paling cepat pada paruh kedua tahun 2021.

Pfizer mengatakan pada Juli jika uji coba PF-07321332 berhasil, perusahaan akan mengajukan otorisasi penggunaan darurat potensial pada kuartal keempat.

REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya