WHO: Kekacauan di Bandara Afghanistan Ganggu Pengiriman Bantuan Medis

Senin, 23 Agustus 2021 19:00 WIB

Seorang tentara AS memberikan minum kepada seorang bocah yang telah dievakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, 20 Agustus 2021. Sgt. Samuel Ruiz/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyampaikan bahwa bantuan medis seberat 500 ton gagal mencapai Kabul, Afghanistan gara-gara kekacauan yang terjadi di Bandara Hamid Karzai. Alhasil, sampai sekarang, belum jelas kapan bantuan yang terdiri atas perlengkapan medis dan obat-obatan tersebut bisa mencapai Kabul.

WHO berkata, penting bagi bantuan tersebut segera sampai ke Kabul. Sebab, meski proses evakuasi tengah berjalan di sana, ada banyak warga yang masih menanti dalam ketidakjelasan dan membutuhkan bantuan. Menurut data WHO, kurang lebih ada 18,5 juta warga Afghanistan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

"Meski fokus dunia sekarang adalah mengevakuasi warga sebanyak mungkin, kita tetap perlu mengirimkan bantuan untuk mereka yang tertinggal," ujar juru bicara WHO, Inas Hamam, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 23 Agustus 2021.

Hamam melanjutkan, WHO telah meminta sejumlah pesawat untuk mendarat di gudangnya, Dubai, Uni Emirat Arab. Pesawat-pesawat itu diharapkan bisa mengangkut 500 ton bantuan medis yang belum terkirim hingga sekarang.

"Kami ingin membuat 'jembatan' bantuan kemanusiaan," ujar Hamam.

Sebuah keluarga pengungsi dari Afghanistan menunggu untuk menjalani pemeriksaan medis di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman, 20 Agustus 2021. Hingga Sabtu kemarin, sudah ada 18.000 orang Afghanistan yang dievakuasi dari bandara Ibu Kota Kabul. Sersan Angkatan Udara/Staf AS. Megan Munoz/Handout via REUTERS

Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, menambahkan bahwa setidaknya ada 10 juta anak-anak di seluruh penjuru Afghanistan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Mengacu pada situasi di Afghanistan saat ini, kata Fore, apa yang dialami anak-anak berpotensi memburuk.

Seperti diberitakan sebelumnya, situasi di bandara Hamid Karzai, Kabul, kacau karena banyaknya warga yang harus diungsikan. Mereka tidak hanya warga lokal saja, tetapi warga internasional. Jumlah mereka tidak sebanding dengan jumlah pesawat dan tempat pengungsian yang tersedia.

Menurut laporan Reuters, banyak warga yang tertinggal di Hamid Karzai. Beberapa di antaranya nekat bergelantungan di tubuh pesawat agar bisa kabur dari Afghanistan. Warga diketahui takut hidup di bawah kendali Taliban yang mengambil alih pemerintahan pada 14 Agustus lalu.

Kacaunya proses evakuasi di Afghanistan juga memakan puluhan korban jiwa. Menurut data NATO, ada 20 warga tewas di area Hamid Karzai selama sepekan terakhir. Sebanyak tujuh di antaranya tewas pada Sabtu pekan lalu karena berdesak-desakan, mencoba masuk ke bandara.

Baca juga: Joe Biden: Evakuasi Warga Afghanistan Dari Kabul Akan Sulit dan Menyakitkan

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

12 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

19 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Yordania Komplain ke Israel karena Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Diserang

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Yordania Komplain ke Israel karena Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Diserang

Warga Israel yang tinggal di wilayah pendudukan, menyerang dua konvoi kendaraan pembawa bantuan kemanusiaan untuk warga di Jalur Gaza dari Yordania.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya