Banyak Senjata Amerika Jatuh ke Tangan Taliban, Senjata Apa Saja yang Disita?

Reporter

Tempo.co

Minggu, 22 Agustus 2021 09:00 WIB

Pasukan Taliban berjaga-jaga dengan menenteng Senapan Mesin M249 di dalam Kabul, Afghanistan 16 Agustus 2021. Senapan mesin otomatis yang berasal dari Amerika Serikat ini menggunakan kaliber 5,56 mm. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Kejatuhan pasukan pemerintah Afghanistan mengakibatkan sejumlah senjata dan kendaraan militer Amerika Serikat yang ditransfer ke pemerintah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Sekitar sebulan yang lalu, kementerian pertahanan Afghanistan mengunggah foto-foto media sosial tujuh helikopter baru yang tiba di Kabul yang dikirim oleh Amerika Serikat.

"Mereka akan terus melihat dukungan besar semacam itu, ke depan," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin kepada wartawan beberapa hari kemudian di Pentagon, dikutip dari Reuters, 22 Agustus 2021.

Namun, dalam beberapa minggu, Taliban telah merebut sebagian besar negara itu, serta semua senjata dan peralatan militer yang ditinggalkan oleh pasukan Afghanistan yang melarikan diri.

Video menunjukkan gerilyawan Taliban memeriksa barisan panjang kendaraan dan membuka peti senjata api baru, peralatan komunikasi, dan bahkan pesawat nirawak militer.

Advertising
Advertising

"Segala sesuatu yang belum dihancurkan adalah milik Taliban sekarang," seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters.

Mantan pejabat AS dan yang masih menjabat mengatakan ada kekhawatiran senjata itu dapat digunakan untuk membunuh warga sipil, disita oleh kelompok militan lain seperti ISIS, untuk menyerang kepentingan AS di kawasan itu, atau bahkan berpotensi diserahkan kepada musuh termasuk China dan Rusia.

Pemerintahan Presiden Joe Biden sangat prihatin dengan senjata itu sehingga sedang mempertimbangkan sejumlah opsi.

Para pejabat mengatakan meluncurkan serangan udara terhadap peralatan yang lebih besar, seperti helikopter, belum dikesampingkan, tetapi ada kekhawatiran tindakan itu akan membuat Taliban murka ketika Amerika Serikat serang mengevakuasi orang-orang.

Kendaraan militer ditransfer oleh AS ke Tentara Nasional Afghanistan pada Februari 2021. [Kementerian Pertahanan Afghanistan/via REUTERS]

Pejabat lain mengatakan bahwa sementara belum ada angka pasti, penilaian intelijen saat ini mengatakan Taliban diyakini mengendalikan lebih dari 2.000 kendaraan lapis baja, termasuk Humvee AS, dan hingga 40 pesawat termasuk UH-60 Black Hawks, helikopter serang pengintai, dan drone militer ScanEagle.

"Kami telah melihat milisi Taliban dipersenjatai dengan senjata buatan AS yang mereka sita dari pasukan Afghanistan. Ini menimbulkan ancaman signifikan bagi Amerika Serikat dan sekutu kami," kata anggota DPR AS Michael McCaul, Republikan teratas di Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS, kepada Reuters.

Kecepatan serangan Taliban di Afghanistan mengingatkan pada militan ISIS yang mengambil senjata dari pasukan Irak yang dipasok AS, yang memberikan sedikit perlawanan pada tahun 2014.

Antara 2002 dan 2017, Amerika Serikat memberi militer Afghanistan sekitar US$28 miliar (Rp404 triliun) persenjataan, termasuk senjata, roket, kacamata penglihatan malam, dan bahkan drone kecil untuk pengumpulan intelijen.

Tapi pesawat seperti helikopter Blackhawk telah menjadi tanda bantuan militer AS yang paling terlihat, dan seharusnya menjadi keuntungan terbesar militer Afghanistan atas Taliban.

Pesawat yang diyakini disita mencakup sekitar 20 pesawat serang A-29 Tucano, kata narasumber di kongres kepada CNN, mencatat ada beberapa indikasi bahwa hanya sejumlah kecil pesawat yang dipindahkan dari pangkalan di Kandahar sebelum dikuasai oleh Taliban.

"Kami juga khawatir bahwa beberapa mungkin berakhir di tangan orang lain yang mendukung perjuangan Taliban," kata sumber kongres itu kepada CNN. "Ketakutan terbesar saya adalah persenjataan canggih akan dijual kepada musuh kita dan aktor non-negara lainnya yang berniat menggunakannya untuk melawan kita dan sekutu kita."

Antara tahun 2003 dan 2016 Amerika Serikat menyediakan pasukan Afghanistan dengan 208 pesawat, menurut Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS (GAO).

Pada minggu lalu, banyak dari pesawat itu digunakan pilot Afghanistan untuk melarikan diri dari Taliban.

Salah satu pejabat AS mengatakan bahwa antara 40 dan 50 pesawat telah diterbangkan ke Uzbekistan oleh pilot Afghanistan yang menyelamatkan diri. Bahkan sebelum mengambil alih kekuasaan di Kabul selama akhir pekan, Taliban telah memulai kampanye pembunuhan pilot.

Beberapa pesawat berada di Amerika Serikat untuk pemeliharaan dan akan tetap di sana. Mereka yang dalam perjalanan ke pasukan Afghanistan malah akan digunakan oleh militer AS untuk membantu evakuasi dari Kabul.

Pejabat saat ini dan mantan pejabat mengatakan meski mereka khawatir Taliban memiliki akses ke helikopter, pesawat juga membutuhkan perawatan berkala dan sangat rumit untuk diterbangkan tanpa pelatihan ekstensif.

"Ironisnya, fakta bahwa peralatan kami sering rusak menjadi semacam penyelamat di sini," kata pejabat ketiga.

Pensiunan Jenderal Angkatan Darat AS Joseph Votel, yang mengawasi operasi militer AS di Afghanistan sebagai kepala Komando Pusat AS dari 2016 hingga 2019, mengatakan sebagian besar perangkat keras militer kelas atas yang ditangkap oleh Taliban, termasuk pesawat, tidak dilengkapi dengan teknologi sensitif AS.

"Dalam beberapa kasus, beberapa di antaranya akan lebih seperti piala," kata Votel.

Ada kekhawatiran yang lebih mendesak tentang beberapa senjata dan peralatan yang lebih mudah digunakan, seperti kacamata penglihatan malam.

Sejak tahun 2003 Amerika Serikat telah menyediakan pasukan Afghanistan dengan setidaknya 600.000 senjata infanteri termasuk senapan serbu M16, 162.000 buah peralatan komunikasi, dan 16.000 perangkat night-vision goggle.

"Kemampuan untuk beroperasi di malam hari adalah penentu pertempuran yang nyata," kata seorang ajudan kongres kepada Reuters.

Pejuang Taliban berdiri di luar Kementerian Dalam Negeri dengan menenteng senapan M16 di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. M16 adalah kesimpulan dari senjata senapan serbu yang lebih modern dan lebih maju. Kinerjanya lebih unggul dibanding AK-47. REUTERS/Stringer

Votel dan yang lainnya mengatakan senjata kecil yang disita oleh pemberontak seperti senapan mesin, mortir, serta artileri termasuk howitzer, dapat memberi Taliban keuntungan melawan segala perlawanan yang dapat muncul di benteng anti-Taliban bersejarah seperti Lembah Panjshir di timur laut Kabul.

Para pejabat AS menduga sebagian besar senjata akan digunakan oleh Taliban sendiri, tetapi terlalu dini untuk mengatakan apa yang mereka rencanakan, termasuk kemungkinan berbagi peralatan dengan negara-negara saingan seperti China.

Andrew Small, pakar kebijakan luar negeri China di German Marshall Fund of the United States, mengatakan bahwa Taliban kemungkinan akan memberi Cina akses ke senjata AS apa pun yang sekarang mungkin mereka kendalikan.

Salah satu pejabat AS mengatakan tidak mungkin China akan mendapatkan banyak keuntungan, karena Cina kemungkinan besar sudah memiliki akses ke senjata dan peralatan tersebut.

Situasi tersebut, kata para ahli, menunjukkan bahwa Amerika Serikat membutuhkan cara yang lebih baik untuk memantau peralatan yang diberikannya kepada sekutu. AS harus memastikan pasokan senjata ke pasukan Afghanistan dipantau dan diinventarisasi dengan cermat, kata Justine Fleischner dari Penelitian Persenjataan Konflik yang berbasis di Inggris.

"Tetapi waktu sudah terlambat agar upaya ini berdampak di Afghanistan," kata Fleischner.

Penghancuran dan pemindahan peralatan AS di Afghanistan dimulai dengan sungguh-sungguh tidak lama setelah pemerintahan Trump menandatangani perjanjian Doha pada Februari 2020, dan militer mulai mengurangi jejaknya dari 8.500 tentara menjadi 2.500. Tapi itu dimulai, dengan kecepatan yang lebih lambat, bahkan sebelum itu, ketika pada 2018 tingkat pasukan AS turun di bawah 14.000.

Foto dan video menunjukkan anggota Taliban yang membawa karabin M4 dan senapan M16 yang dipasok AS. Operasi evakuasi tetap menjadi fokus utama pemerintah, tetapi para pejabat di Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS juga mulai memeriksa senjata Amerika yang telah jatuh ke tangan Taliban.

Lihat juga: Belum Setahun Dipakai, Pesawat Tempur A-29 Afghanistan Terbengkalai

REUTERS | CNN

Berita terkait

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

2 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

7 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

9 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

11 hari lalu

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

Dua pelaku penembakan di Memphis Amerika Serikat masih dalam pengejaran polisi. Belum diketahui motif penembakan.

Baca Selengkapnya

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

11 hari lalu

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

Rusia menilai bantuan keamanan untuk Ukraina hanya akan memperburuk konflik dan korban jiwa warga Ukraina

Baca Selengkapnya

Israel Minta AS Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Hadapi Iran

12 hari lalu

Israel Minta AS Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Hadapi Iran

Israel meminta kiriman senjata lebih banyak dari Amerika Serikat untuk menghadapi Iran.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

20 hari lalu

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Inggris Ogah Setop Ekspor Senjata ke Israel hingga Ucapan Lebaran Menlu AS

22 hari lalu

Top 3 Dunia: Inggris Ogah Setop Ekspor Senjata ke Israel hingga Ucapan Lebaran Menlu AS

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 10 April 2024 diawali oleh penolakan Inggris untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya