Dokter Selamatkan Nyawa Pasien Lewat SMS

Reporter

Editor

Jumat, 5 Desember 2008 05:09 WIB

TEMPO Interaktif, London: Seorang dokter syaraf berkebangsaan Inggris menggunakan instruksi lewat pesan singkat atau SMS di telepon selulernya yang dikirimkan seorang koleganya di sebuah universitas untuk menyelamatkan nyawa seorang bocah yang akan diamputasi di Afrika.

David Nott menolong anak berusia 16 tahun ini saat ia masih bekerja menjadi sukarelawan di Medecins Sans Frontieres di Republik Demokratik Kongo. Lengan kiri bocah lelaki itu dirobek kuda nil dan mengalami infeksi dan pembusukan parah.

Nott, 52 tahun, mengerti anak ini memerlukan amputasi yang mengharuskan dokter bedah memindahkan tulang dan memotong lengannya. Padahal, dia tak pernah melakukan operasi semacam itu sebelumnya, namun mengikuti instruksi dari rekannya sesama dokter.

Dokter bedah, yang kini bekerja di Charing Cross Hospital di London, itu mengatakan, "Saya mengirimkan SMS kepadanya dan dia membalas dengan instruksi tahap demi tahap cra melakukan operasi tersebut."

Ia mengatakan kepada BBC, Rabu (3/12), "Bahkan saya sampai berpikir lama apakah pantas membiarkan seorang anak dengan hanya satu tangan di tengah pertempuran ini."

Namun pada akhirnya Nott sadar, tanpa operasi justru anak itu akan mati. "Saya menarik napas dalam-dalam dan mengikuti instruksi lewat SMS. Saya tahu pasti apa yang dimaksud oleh rekan saya karena kami pernah melakukan operasi bersama beberapa kali."

Meskipun hanya menggunakan satu alat penjepit dan ruang operasi biasa-biasa saja, operasi yang berlangsung pada Oktober lalu berjalan sukses, dana remaja muda itu kini sudah sembuh sedia kala. "Sebuah keberuntungan saya berada di sana dan bisa melakukannnya," ujar dia.

BOBBY CHANDRA

Berita terkait

Pemberontak Bunuh 40 Polisi Kongo  

26 Maret 2017

Pemberontak Bunuh 40 Polisi Kongo  

Para milisi itu kemudian kabur dengan kendaraan dan membawa senjata milik polisi.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Pajak Ulat, Puluhan Orang di Negara Ini Tewas

19 Oktober 2016

Gara-gara Pajak Ulat, Puluhan Orang di Negara Ini Tewas

Sedikitnya, 20 orang tewas dalam pertempuran selama tiga hari antara etnis Pygmy dan Bantu.

Baca Selengkapnya

Demam Kuning Afrika Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia

16 Agustus 2016

Demam Kuning Afrika Bisa Menyebar ke Seluruh Dunia

Penularan wabah demam kuning (yellow fever) yang sudah merenggut ratusan nyawa di tengah Afrika, kini dilaporkan bisa menyebar ke seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Serangan Pemberontak di Kongo, 64 Orang Tewas  

15 Agustus 2016

Serangan Pemberontak di Kongo, 64 Orang Tewas  

Sebanyak 64 orang tewas dalam serangan pemberontak di Republik Demokratik Kongo timur laut.

Baca Selengkapnya

Eks Wakil Presiden Kongo Dituding sebagai Penjahat Perang  

22 Maret 2016

Eks Wakil Presiden Kongo Dituding sebagai Penjahat Perang  

Bemba dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kejahatan kemanusiaan di Republik Afrika Tengah (CAR) selama lebih-kurang satu dekade.

Baca Selengkapnya

Kongo Izinkan 150 Anak Diadopsi Warga Asing

23 Februari 2016

Kongo Izinkan 150 Anak Diadopsi Warga Asing

Kongo mengizinkan 150 anak diadopsi orang tua warga negara asing.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kongo Adili Pelaku Kejahatan Seksual

20 Juni 2015

Begini Cara Kongo Adili Pelaku Kejahatan Seksual

"Kami membutuhkan pengadilan ini untuk menunjukkan bahwa keadilan itu ada. Para pemerkosa itu mengerti bahwa mereka harus dihukum."

Baca Selengkapnya

Kongo, Negara Paling Berbahaya untuk Wanita  

26 November 2014

Kongo, Negara Paling Berbahaya untuk Wanita  

Setidaknya 48 wanita Kongo diperkosa setiap satu jam. Tingginya kekerasan seksual ini menjadikan Kongo sebagai negara paling tidak aman untuk wanita.

Baca Selengkapnya

Warga Kongo Makan Jasad Terduga Teroris  

3 November 2014

Warga Kongo Makan Jasad Terduga Teroris  

Pria yang tidak diidentifikasi itu diduga bagian dari kelompok Islam ekstremis ADF-NALU.

Baca Selengkapnya

300 Tahanan Kabur dari Penjara Kongo  

6 Juni 2014

300 Tahanan Kabur dari Penjara Kongo  

Pelarian ini dimulai ketika narapidana merebut senjata penjaga penjara.

Baca Selengkapnya