Taliban Gedor Pintu Rumah, Buru Warga Afghanistan yang Bekerja untuk AS

Reporter

Tempo.co

Jumat, 20 Agustus 2021 12:05 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban mulai mengumpulkan nama-nama warga Afghanistan yang pernah bekerja dengan pemerintahan sebelumnya atau lembaga asing dalam daftar hitam. Dalam laporan intelijen Norwegia, Taliban memburu mereka yang pernah berkolaborasi dengan pasukan asing pimpinan Amerika Serikat, dengan menggedor pintu dari rumah ke rumah.

Laporan itu disusun oleh Pusat Analisis Global RHIPTO Norwegia dan dilihat oleh Reuters. Di dalamnya disebutkan bahwa Taliban sedang memburu orang-orang yang terkait dengan pemerintahan sebelumnya.

"Taliban mengintensifkan perburuan semua individu dan kolaborator dengan rezim sebelumnya. Jika tidak berhasil ditangkap mereka menargetkan keluarga dan menghukum mereka sesuai dengan interpretasi sendiri tentang hukum Syariah," kata laporan itu yang diterbitkan Rabu, 18 Agustsu 2021.

"Yang paling berisiko adalah individu di posisi sentral di militer, polisi, dan unit investigasi."

Pusat Analisis Global Norwegia RHIPTO adalah lembaga nirlaba yang membuat penilaian intelijen independen. Lembaga tersebut menyatakan bahwa laporan tentang Afghanistan itu telah dibagikan ke badan-badan dan individu-individu yang bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Advertising
Advertising

"Ini bukan laporan yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, melainkan oleh Pusat Analisis Global Norwegia," kata seorang pejabat PBB saat dimintai komentar.

Seorang juru bicara Taliban tidak berkomentar atas laporan tersebut. Sejak merebut Kabul, Taliban telah berusaha menampilkan wajah yang lebih moderat kepada dunia. Mereka berjanji menginginkan perdamaian dan tidak akan membalas dendam terhadap pemerintahan sebelumnya.

Laporan setebal empat halaman itu mereproduksi sebuah surat yang telah ditulis untuk satu orang yang diduga kolaborator. Ia diambil dari apartemennya di Kabul pekan ini dan ditahan. Pria tersebut diinterogasi karena bertugas sebagai pejabat kontra-terorisme di pemerintahan sebelumnya.

Surat itu diterbitkan Senin lalu oleh Komisi Militer Imarah Islam Afghanistan yang merupakan bentukan Taliban mencatat. Komisi Militer menyebutkan bahwa pria yang ditahan itu telah melakukan perjalanan ke Inggris.

"Jika tidak melapor ke komisi, anggota keluarga Anda akan ditangkap. Anda bertanggung jawab untuk ini. Anda dan anggota keluarga akan diperlakukan berdasarkan hukum Syariah," tulis surat Komisi Militer itu.

Secara terpisah, seorang anggota senior pasukan keamanan dari pemerintahan sebelumnya mengatakan bahwa Taliban telah memperoleh dokumen keamanan nasional rahasia. Taliban juga telah menangkap mantan staf intelijen dan keamanan.

Baca: Taliban Tembaki Warga yang Kibarkan Bendera Afghanistan di Jalan

REUTERS | BBC

Berita terkait

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

7 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

9 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

9 jam lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

10 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

10 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

11 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

12 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

12 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

12 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

12 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya