Taliban Berupaya Mengisolasi Kabul

Sabtu, 14 Agustus 2021 18:00 WIB

Anggota kelompok pemberontak Taliban berjaga di pos pemeriksaan di Farah, Afganistan, 11 Agustus 2021. Tiga bulan setelah pasukan Amerika Serikat menarik diri, Taliban telah menguasai sekitar 65 persen dari wilayah Afganistan. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan ada kekhawatiran bahwa Taliban, yang digulingkan dari kekuasaan pada 2001 setelah serangan 11 September di Amerika Serikat, dapat bergerak ke Kabul dalam beberapa hari.

"Kabul saat ini tidak berada dalam situasi mengancam yang akan segera terjadi, tetapi jelas...jika Anda hanya melihat apa yang telah dilakukan Taliban, Anda dapat melihat bahwa mereka mencoba mengisolasi Kabul," kata juru bicara Pentagon John Kirby pada Jumat, dikutip dari Reuters, 14 Agustus 2021.

Beberapa kedutaan besar telah mulai membakar materi sensitif sebelum evakuasi, kata para diplomat.

Pentagon mengatakan Taliban berusaha untuk mengisolasi Kabul dengan mengambil alih penyeberangan perbatasan, jalan raya, dan jalur pendapatan, dalam perjalanannya melalui kota-kota utama Afganistan.

"Langkah tersebut tidak berbeda dengan cara mereka beroperasi di tempat lain di negara ini, mengisolasi ibu kota provinsi dan terkadang mampu memaksa penyerahan diri tanpa harus banyak pertumpahan darah," kata Kirby, dikutip dari New York Times.

Advertising
Advertising

"Kami tentu khawatir dengan kecepatan gerakan Taliban. Dan seperti yang telah kami katakan sejak awal bahwa ini masih merupakan momen bagi pasukan keamanan dan pertahanan nasional Afganistan, serta kepemimpinan politik mereka."

Pasukan Komando Afganistan terlihat di lokasi medan pertempuran di mana mereka bentrok dengan pemberontak Taliban di Provinsi Kunduz, Afganistan 22 Juni 2021. [REUTERS/Stringer]

Terlepas dari kemajuan cepat Taliban dan bahaya yang akan segera terjadi di Kabul, Kirby mengatakan bahwa pertempuran yang lebih luas untuk mengamankan Afganistan akan tetap berada di tangan pasukan keamanan Afganistan.

"Mereka memiliki angkatan udara, Angkatan Udara yang mumpuni. Mereka memiliki struktur organisasi. Mereka mendapatkan manfaat dari pelatihan yang telah kami berikan kepada mereka selama 20 tahun. Mereka memiliki materi fisik yang berwujud keunggulan. Saatnya sekarang untuk menggunakan kelebihan itu," ujar Kirby.

Angkatan Udara Afganistan telah secara signifikan meningkatkan jumlah serangan udara yang dilakukan terhadap Taliban, menurut sumber diplomatik kepada CNN, dengan memusatkan serangan-serangan itu di bagian selatan negara itu.

Dalam 72 jam terakhir, Kementerian Pertahanan Afganistan mengklaim di Twitter bahwa mereka membunuh sekitar 1.000 gerilyawan Taliban di distrik-distrik di seluruh negeri, termasuk wilayah selatan.

Ketika Taliban maju dengan cepat dan diplomat serta militer Amerika pergi, banyak orang di Afganistan dibiarkan dalam keadaan gelisah, takut, dan putus asa.

Ada kekhawatiran di kalangan perempuan Afganistan, minoritas, dan mereka yang bekerja untuk pemerintah AS, karena berpotensi menghadapi penindasan dan pembalasan oleh Taliban.

Banyak orang di ibu kota menimbun beras dan makanan lain serta pertolongan pertama, kata penduduk, Reuters melaporkan. Ada puluhan ribuan permohonan visa di kedutaan besar yang masuk saat ini, kata para pejabat.

Pertempuran telah menimbulkan kekhawatiran akan krisis pengungsi dan kemunduran dalam hak asasi manusia. Sekitar 400.000 warga sipil telah dipaksa meninggalkan rumah mereka tahun ini, 250.000 di antaranya sejak Mei, kata seorang pejabat PBB.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres memperingatkan bahwa "Afganistan di luar kendali" dan mendesak semua pihak untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.

"Ini adalah saat untuk menghentikan serangan. Ini adalah saat untuk memulai negosiasi serius. Ini adalah momen untuk menghindari perang saudara yang berkepanjangan, atau isolasi Afganistan," kata Guterres kepada wartawan di New York.

Wakil Presiden Pertama Afganistan Amrullah Saleh mengatakan setelah pertemuan keamanan yang dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani, bahwa dia bangga dengan angkatan bersenjata dan pemerintah akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk memperkuat perlawanan terhadap Taliban.

Seorang anak menghibur adiknya yang menangis saat mengungsi bersama keluarganya di sebuah taman umum di Ibu Kota Kabul, Afganistan, Selasa, 10 Agustus 2021. Sejak pasukan Amerika Serikat menarik diri dari Afganistan pada awal Mei 2021, pemberontak Taliban semakin gencar menyerang pasukan pemerintah. REUTERS/Stringer

Dari kota-kota besar Afganistan, pemerintah masih memegang Mazar-i-Sharif di utara dan Jalalabad, dekat perbatasan Pakistan di timur, selain Kabul.

Kecepatan Taliban telah menyebabkan tudingan atas penarikan pasukan AS, yang dinegosiasikan tahun lalu di bawah pemerintahan pendahulu Presiden Joe Biden dari Partai Republik, Donald Trump.

Joe Biden mengatakan minggu ini dia tidak menyesali keputusannya untuk menindaklanjuti penarikan tersebut. Dia mencatat AS telah menghabiskan lebih dari US$1 triliun (sekitar Rp14.000 triliun) dan kehilangan ribuan tentara selama dua puluhan, dan meminta tentara dan pemimpin Afganistan untuk bangkit mempertahankan Afganistan dari Taliban.

Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang Amerika mendukung keputusan Biden, tetapi Partai Republik mengkritik cara presiden Demokrat menangani penarikan AS.

Pemimpin Partai Republik di Senat Mitch McConnell menyebut situasi di Afganistan "sebuah bencana" tetapi mengatakan belum terlambat untuk menghentikan Taliban menguasai ibu kota dengan memberikan dukungan udara dan dukungan lain untuk pasukan Afganistan.

Baca juga: Taliban Makin Ganas, Bagaimana Nasib WNI di Afghanistan?

REUTERS | NEW YORK TIMES | CNN

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

5 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

5 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

9 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

15 hari lalu

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

Menhan AS, Lloyd Austin, berbicara dengan Menhan Cina ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.

Baca Selengkapnya

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

16 hari lalu

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pengakuan untuk Negara Palestina, Ketegangan Israel-Iran

18 hari lalu

Top 3 Dunia: Pengakuan untuk Negara Palestina, Ketegangan Israel-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan kabar semakin dekatnya pengakuan untuk Negara Palestina oleh tiga negara Eropa.

Baca Selengkapnya

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

19 hari lalu

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

32 hari lalu

AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

The Washington Post melaporkan Amerika Serikat telah mengizinkan pengiriman bom dan pesawat tempur senilai miliaran dolar ke Israel.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

38 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya