Menguak Sumber Uang Taliban, dari Opium Hingga Sumbangan Asing

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 14 Agustus 2021 16:30 WIB

Sejumlah petani mencangkuli ladangnya untuk menanam biji opium di desa Cham Kalai, propinsi Nangarhar, Afghanistan yang masih dikuasai Taliban (12/11). Di propinsi ini, produksi opium di tahun 2013 melonjak hingga 400 persen. (AP Photo/Anja Niedringhaus)

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban adalah kelompok militan bersenjata di Afghanistan yang amat kaya. Mengutip The Conversation, berdasarkan tahun fiskal Maret 2020, Taliban diperkirakan memiliki pundi-pundi US$ 1,6 miliar, seperlima dari pendapatan pemerintah Afghanistan US$ 5,55 miliar selama periode yang sama.

Berikut sumber pendapatan Taliban:

1. Narkotika menghasilkan US$ 416 juta
Afghanistan menyumbang sekitar 84 persen dari produksi opium global selama 2015-2020, menurut laporan Perserikatan Bangsa-bangsa 2020.

Taliban menguasai sebagian besar wilayah penghasil opium, sehingga mereka mendapat sebagian besar keuntungan dari penjualan obat-obatan terlarang itu. Kelompok tersebut juga mengenakan pajak 10 persen untuk setiap mata rantai dalam rantai produksi obat, menurut laporan tahun 2008 dari Unit Penelitian dan Evaluasi Afghanistan, sebuah organisasi penelitian independen di Kabul. Namun Taliban berulang kali membantah terlibat dalam perdagangan opium.

2. Sektor pertambangan menghasilkan US$ 400 juta hingga US$ 464 juta
Perusahaan penambang bijih besi, marmer, tembaga, emas, seng dan logam lainnya baik skala besar maupun kecil, membayar kepada militan Taliban agar dapat menjalankan bisnis. Jika tidak memberi upeti, Taliban mengancam akan membunuh.

Advertising
Advertising

Menurut Komisi Batu dan Pertambangan Taliban, atau Da Dabaro Comisyoon, kelompok tersebut menghasilkan US$ 400 juta per tahun dari penambangan. NATO memperkirakan angka itu lebih tinggi, yaitu US$ 464 juta, naik dibandingkan 2016 yaitu US$ 35 juta.

<!--more-->

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

2 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

5 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

5 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

6 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

6 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

10 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

36 hari lalu

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang mencapai 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

36 hari lalu

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

Penjualan dan pendapatan usaha PT Agung Podomoro Land Tbk (kode saham APLN) anjlok pada 2023.

Baca Selengkapnya