Jepang Ancam Permalukan Orang yang Melanggar Karantina Mandiri

Selasa, 3 Agustus 2021 14:00 WIB

Penumpang yang mengenakan masker tiba di Stasiun Shinagawa pada awal hari kerja di tengah wabah Covid-19 di Tokyo, Jepang, 2 Agustus 2021.[REUTERS/Kevin Coombs TPX IMAGES OF THE DAY]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang mengancam untuk mempermalukan secara terbuka orang-orang yang tidak mematuhi langkah-langkah pengendalian penyebaran Covid-19, dan merilis nama tiga orang yang melanggar aturan karantina mandiri setelah kembali dari luar negeri.

Kementerian Kesehatan Jepang pada Senin malam mengatakan, tiga warga negara Jepang yang diumumkan namanya, telah menghindari kontak dengan pihak berwenang setelah baru-baru ini kembali dari luar negeri, dikutip dari Reuters, 3 Agustus 2021.

Tiga orang dalam rentang usia 20 hingga 39 tahun disebutkan di situs web kementerian pada hari Senin, menurut laporan televisi Jepang NHK. Mereka tiba di Jepang pada 21 Juli dari Korea Selatan dan Hawaii. Ketiganya dinyatakan negatif virus corona di titik masuk mereka.

Kementerian mengatakan tiga orang yang disebutkan namanya tidak pernah memberikan data lokasi mereka dan belum menanggapi panggilan video melalui aplikasi pelacakan Covid-19. Kemenkes mengatakan pelanggaran mereka dianggap disengaja.

Para pejabat mengatakan mereka berencana untuk terus menyebut identitas orang-orang yang melanggar karantina.

Advertising
Advertising

Pengumuman tersebut membuat warganet Twitter berspekulasi tentang rincian dari mereka yang diidentifikasi, seperti pekerjaan dan lokasi mereka.

Jepang meminta semua pelancong dari luar negeri, termasuk warganya sendiri, untuk melakukan karantina mandiri selama dua minggu, di mana mereka diminta untuk menggunakan aplikasi ponsel pelacak lokasi dan melaporkan kondisi kesehatan mereka.

Mereka diminta untuk menandatangani perjanjian untuk menggunakan aplikasi smartphone khusus yang melaporkan lokasi dan kondisi fisik mereka setiap hari.

Aplikasi smartphone kementerian itu bagaimanapun masih mengalami eror, yang mengakibatkan Kementerian Kesehatan Jepang beberapa kali gagal melakukan kontak dengan beberapa pengguna, tetapi para pejabat mengatakan masalah ini telah diperbaiki.

Baca juga: Tak Hiraukan Aturan, Warga Jepang Menonton Triathlon Olimpiade Tokyo

REUTERS | NHK

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

32 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

8 jam lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

11 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

12 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

15 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

19 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

20 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

1 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya