Akibat Varian Delta COVID-19, Amerika Ogah Cabut Pembatasan Perjalanan

Selasa, 27 Juli 2021 11:00 WIB

Dua orang pejalan kaki melintasi Times Square di New York, Amerika Serikat (AS), pada 28 September 2020. Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah korban meninggal Covid-19 terbanyak di dunia yaitu 211,475 dikutip dari situs Worldometers.info. (Xinhua/Wang Ying)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika memutuskan untuk tidak mencabut pembatasan perjalanan yang tengah berlaku. Keputusan itu diambil mengingat varian Delta COVID-19 menyebar dengan cepat di berbagai negara dan Amerika tidak ingin jumlah kasus lokal terus naik.

Menurut laporan Reuters, Pemerintah Amerika mengambil keputusan itu pada Jumat pekan lalu, usai pertemuan tingkat senior di Gedung Putih. Indikasi dari pertemuan itu, pembatasan perjalanan di Amerika tidak akan dicabut dalam waktu dekat.

"Melihat kondisi saat ini, dengan adanya Varian Delta, kami memutuskan untuk mempertahankan pembatasan perjalanan. Varian Delta menyebabkan kenaikan jumlah kasus di sini, terutama pada mereka yang belum divaksin, dan diprediksi akan berlanjut," ujar juru bicara Pemerintah Amerika, Jen Psaki, Senin waktu setempat, 26 Juli 2021

Keputusan tersebut tak ayal menjadi petak bagi sektor pariwisata dan penerbangan Amerika. Mereka berencana menggunakan libur musim panas untuk memperbaiki kondisi finansialnya yang terdampak pandemi.

Berberapa bulan terakhir, berbagai perusahaan penerbangan melobi Gedung Putih untuk melakukan pelonggaran pembatasan perjalanan. Mereka ingin pelonggaran dilakukan di pembukaan libur musim panas. Sekarang, dengan belum jelasnya batas akhir pembatasan perjalanan, semua rencana itu buyar.

Saat ini, Amerika menutup perbatasannya untuk pendatang yang bukan warga mereka dan dalam 14 hari terakhir berkunjung ke Inggris, Irlandia, Cina, India, Afrika Selatan, Iran, Brasil, dan 26 negara wilayah Schengen di Eropa. Perbatasan darat dengan Kanada dan Meksiko juga ditutup, namun untuk perjalanan non-esensial.

Kanselir Jerman Angela Merkel, dalam kunjungannya ke Gedung Putih pada pertengahan Juli, menyatakan negaranya akan kooperatif dengan pembatasan-pembatasan yang diterapkan Amerika. Jika Amerika berencana mengangkat pembatasan dalam waktu dekat, ia berharap keputusan itu bersifat logis dan berkelanjutan.

"Tidak baik jika keputusan itu kemudian dicabut lagi beberapa hari kemudian," ujar Merkel kepada Presiden Amerika Joe Biden.

Menurut data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika, rata-rata jumlah kasus per hari dalam sepekan terakhir naik 53 persen dibanding pekan sebelumnya. Kasus akibat varian Delta COVID-19 menyumbang 80 persen di antaranya. Adapun varian yang berasal dari India tersebut sudah terdeteksi di 90 negara per berita ini ditulis.

Baca juga: Wamenlu Cina Tuduh Amerika Ciptakan Musuh Imajiner untuk Tekan Cina

REUTERS | ISTMAN MP



Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

23 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

7 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

7 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

8 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya